Harmonisasi Fatal dan Vital
Venti
Indiani | 15709251057
Pend.Matematika
PPs UNY 2015
Kembali lagi pada tulisan mengenai
filsafat yang terinspirasi oleh mata kuliah Filsafat Ilmu yang disampaikan oleh
Prof. Dr Marsigit,MA pada Pascasarjana Prodi Pendidikan Matematika Kelas A pada
pertemuan keempat hari Selasa tanggal 29 September 2015 pukul 11.10 – 12.50 WIB
di Ruang Kuliah R.305B Gedung Lama Universitas Negeri Yogyakarta.
Tuhan sebagai Sang Maha Pencipta semesta
seisinya tentu mempunyai zat yang Agung. Zat Tuhan dalam setiap agama mempunyai
aturan-aturan dan kepercayaannya masing-masing. Sejatimya zat yang ada pada
setiap makhluk ciptaan Tuhan merupakan zat Tuhan. Jika ada yang mengatakan telah
menemukan zat Tuhan maka hal ini tidaklah menjadi sesuatu yang mengherankan jika
kita telah mengenal filsafat. Mengapa demikian? Ketika “aku pegang kepalaku,
aku pegang rambutku maka sejatinya aku telah memegang zat Tuhan”. Berdasarkan sudut
pandang filsafat, rambut, kepala dan semua ciptaan Tuhan merupakan zat Tuhan. Sebenar-benarnya
hakekat kehidupan adalah kehidupan yang harmoni, yaitu keadaan dimana adanya
keselarasan dan keseimbangan antara fatal
dan vital. Hidup fatal merupakan kehidupan
bagi mereka yang menyerahkan sepenuhnya kehidupannya kepada nasib dan takdir
tanpa adanya semangat dan perjuangan. Sedangkan hidup vital adalah kehidupan
orang-orang yang hanya mengandalkan ikhtiar saja. Paham vital ini tidak percaya
akan adanya kekuatan doa, takdir serta nasib. Pola pikir kaum vitalisme
tersebut menganggap bahwa takdir itu ditentukan sendiri oleh usaha manusia seutuhnya.
Maka sebenar-benranya hidup adalah keseimbangan dinamika interaktif yang selaras
antara fatal dan vital.
Dalam firmanNya Tuhan bersabda “Allah
tidak akan mengubah nasib suatu kaum kalau bukan dia sendiri yang mengubahnya” maka
dengan adanya ayat tersebut, manusia diwajibkan berikhtiar. Jika kita mempunyai
mimpi, maka kejarlah impianmu. Berusaha lah sekeras mungkin, berdoalah seikhlas
mungkin. Tuhan tidak akan pernah menutup mata untuk itu. Karena sebagian yang
telah Tuhan takdirkan, tentu atas KuasaNya, bisa Tuhan ubah. Tidak ada sesuatu
di dunia ini yang tak mungkin bagi Tuhan. Kita sebagai manusia hanya mampu
berikhtiar dan berdoa. Keputusan mutlak ada pada Sang Pencipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar