Senin, 19 Oktober 2015

Metodologi Penelitian Pendidikan: Mendefinisikan Variabel (3)

Permasalahan 3


Pengaruh Metode Problem Based Learning (PBL) ditinjau dari Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika


Berdasarkan judul di atas, maka dapat diidentifikasi variabel bebas (independent) dan variabel terikatnya (dependent)


Berikut merupakan uraian singkat dari masing-masing variabel yang telah diidentifikasi.


A. Problem Based Learning (PBL)

PBL merupakan pendekatan pembelajaran pada siswa dengan pemberian masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkankembangkan keterampilan yang lebih tinggi, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri siswa (Arends, dalam Hosnan, 2014:295). PBL mempunyai ciri penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Menurut Ibrahim dalam Hosnan (2014:295) pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah. Dalam PBL, yang diperhatikan dalam proses pembelajaran tidak hanya berfokus pada hasil akhir, namun juga melihat proses selama pembelajaran berlangsung.

Menurut Tan (2003) pendekatan PBL mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:
  1. Pembelajaran berasal dari suatu masalah
  2. Permasalahan yang disajikan riil, dekat dengan dunia siswa, namun non-rutin
  3. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut siswa menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang sebelumnya telah diajarkan atau lintas ilmu ke bidang lainnya.
  4. Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru.
  5. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).
  6. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja
  7. Pembelajarannya kolaboraif, komunikatif, dan kooperatif. Siswa bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi.
  8. Pengembangan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan menemukan merupakan pengetahuan yang penting yang berisi penambahan pengetahuan untuk menyelesaikan suatu masalah.
  9. Akhir dari pembelajaran PBL mencakup sintesis dan integrasi dari pembelajaran.
  10. Mengakhiri pembelajaran PBL dengan mengevaluasi dan meninjau kembali dari pengalaman pembelajar dan proses pembelajaran.


B. Motivasi Belajar

Menurut Kirby dan McDonald (Mawardi, 2011:34), “motivation is the desire and energy that moves you to complete a task or reach a goal” yaitu bahwa motivasi merupakan keinginan dan tenaga yang menggerakkan seseorang untuk menyelesaikan tugas dalam mencapai suatu tujuan. Sejalan dengan itu, Hook dan Vass (Mawardi, 2011:34) mengemukakan bahwa matovasi dapat diartikan sebagai kebutuhan atau keinginan yang membuat seseorang tergerak untuk melakukan sesuatu. Motivasi muncul dari kebutuhan yang belum puas. Kita tidak dapat mengharapkan siswa untuk belajar, apa yang dapat kita lakukan adalah mengubah lingkungan sedemikian sehingga mereka lebih termotivasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan suatu keinginan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dalam mencapai suatu tujuan.

Indikator adanya motivasi dalam diri siswa antara lain:
  1. adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil;
  2. adanya dorongan dan kebutuhan untuk belajar;
  3. adanya harapan dan cita-cita di masa depan;
  4. adanya penghargaan dalam belajar;
  5. adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran; dan
  6. adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar.



C. Prestasi Belajar

Menurut Maslow (Hapsari, 2012:38) prestasi belajar merupakan salah satu tujuan yang layak dan penting untuk pendidikan yang merupakan pengalaman puncak. Sementara itu O’Connor (Hapsari, 2012:39) memandang dari sudut filosofi bahwa prestasi dapat didefinisikan dalam arti sempit sebagai pengetahuan, lebih dalam sebagai pengetahuan dan keterampilan, paling dalam sebagai pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku. Luasnya definisi prestasi tergantung pada pernyataan kejelasan dan pemahaman tentang tujuan pembelajaran.
            “From a philosophied perspective, achievment may be defined narrowly as knowledge; somewhat more broadly as knowledge and skills; or most broadly as knowledge, skills, and behavior. The breadth of definition of achievement depends on the stated, clearly understood learning golas.”

Menurut Brown & McNamara (Hapsari, 2012:40) prestasi matematika dipahami lebih dalam dari hal kinerja prosedur matematika yang ditentukan. Hal ini diukur melalui tes diagnostik, dan pemahaman lebih luas adalah bermula dari indikator tes dalam bentuk statistik yang didefinisikan lingkungan. Berdasarkan pendapat di atas maka pengukuran prestasi belajar dapat diketahui melalui tes yang dibuat berdasarkan indikator-indikator yang sesuai dengan kemampuan yang akan diukur.


Referensi:
Dona Ningrum Mawardi. 2011. Komparasi Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Pendidikan Matematika Realistic Indonesia dan Problem Based Learning pada Hasil Belajar, Motivasi Belajar, dan Sikap Siswa SD (Tesis). Program Pascasarjana UNY.
M. Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Mahrita Julia Hapsari. 2012. Keefektifan Model Inkuiri Terbimbing dan Direct Instruction pada Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Prestasi Belajar dan Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok Sleman (Tesis). Program Pascasarjana UNY.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar