Permasalahan 3
Pengaruh Metode Problem Based
Learning (PBL) ditinjau dari Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa dalam Mata
Pelajaran Matematika
Berdasarkan judul di atas, maka dapat diidentifikasi variabel bebas (independent) dan variabel terikatnya (dependent)
Berikut merupakan uraian singkat dari masing-masing variabel yang telah diidentifikasi.
A. Problem Based Learning (PBL)
PBL
merupakan pendekatan pembelajaran pada siswa dengan pemberian masalah autentik
sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkankembangkan
keterampilan yang lebih tinggi, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan
diri siswa (Arends, dalam Hosnan, 2014:295). PBL mempunyai ciri penggunaan
masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk
melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah,
serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Menurut Ibrahim dalam
Hosnan (2014:295) pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk membantu siswa
dalam mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah.
Dalam PBL, yang diperhatikan dalam proses pembelajaran tidak hanya berfokus
pada hasil akhir, namun juga melihat proses selama pembelajaran berlangsung.
Menurut
Tan (2003) pendekatan PBL mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:
- Pembelajaran berasal dari suatu masalah
- Permasalahan yang disajikan riil, dekat dengan dunia siswa, namun non-rutin
- Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut siswa menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang sebelumnya telah diajarkan atau lintas ilmu ke bidang lainnya.
- Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru.
- Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).
- Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja
- Pembelajarannya kolaboraif, komunikatif, dan kooperatif. Siswa bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi.
- Pengembangan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan menemukan merupakan pengetahuan yang penting yang berisi penambahan pengetahuan untuk menyelesaikan suatu masalah.
- Akhir dari pembelajaran PBL mencakup sintesis dan integrasi dari pembelajaran.
- Mengakhiri pembelajaran PBL dengan mengevaluasi dan meninjau kembali dari pengalaman pembelajar dan proses pembelajaran.
B. Motivasi Belajar
Menurut
Kirby dan McDonald (Mawardi, 2011:34), “motivation
is the desire and energy that moves you to complete a task or reach a goal”
yaitu bahwa motivasi merupakan keinginan dan tenaga yang menggerakkan seseorang
untuk menyelesaikan tugas dalam mencapai suatu tujuan. Sejalan dengan itu, Hook
dan Vass (Mawardi, 2011:34) mengemukakan bahwa matovasi dapat diartikan sebagai
kebutuhan atau keinginan yang membuat seseorang tergerak untuk melakukan
sesuatu. Motivasi muncul dari kebutuhan yang belum puas. Kita tidak dapat
mengharapkan siswa untuk belajar, apa yang dapat kita lakukan adalah mengubah
lingkungan sedemikian sehingga mereka lebih termotivasi. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa motivasi merupakan suatu keinginan dari dalam diri seseorang
untuk melakukan sesuatu dalam mencapai suatu tujuan.
Indikator
adanya motivasi dalam diri siswa antara lain:
- adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil;
- adanya dorongan dan kebutuhan untuk belajar;
- adanya harapan dan cita-cita di masa depan;
- adanya penghargaan dalam belajar;
- adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran; dan
- adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar.
C. Prestasi Belajar
Menurut
Maslow (Hapsari, 2012:38) prestasi belajar merupakan salah satu tujuan yang
layak dan penting untuk pendidikan yang merupakan pengalaman puncak. Sementara
itu O’Connor (Hapsari, 2012:39) memandang dari sudut filosofi bahwa prestasi
dapat didefinisikan dalam arti sempit sebagai pengetahuan, lebih dalam sebagai
pengetahuan dan keterampilan, paling dalam sebagai pengetahuan, keterampilan,
dan tingkah laku. Luasnya definisi prestasi tergantung pada pernyataan
kejelasan dan pemahaman tentang tujuan pembelajaran.
“From
a philosophied perspective, achievment may be defined narrowly as knowledge;
somewhat more broadly as knowledge and skills; or most broadly as knowledge,
skills, and behavior. The breadth of definition of achievement depends on the
stated, clearly understood learning golas.”
Menurut
Brown & McNamara (Hapsari, 2012:40) prestasi matematika dipahami lebih
dalam dari hal kinerja prosedur matematika yang ditentukan. Hal ini diukur
melalui tes diagnostik, dan pemahaman lebih luas adalah bermula dari indikator
tes dalam bentuk statistik yang didefinisikan lingkungan. Berdasarkan pendapat
di atas maka pengukuran prestasi belajar dapat diketahui melalui tes yang
dibuat berdasarkan indikator-indikator yang sesuai dengan kemampuan yang akan
diukur.
Referensi:
Dona
Ningrum Mawardi. 2011. Komparasi
Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Pendidikan Matematika Realistic
Indonesia dan Problem Based Learning pada Hasil Belajar, Motivasi Belajar, dan
Sikap Siswa SD (Tesis). Program Pascasarjana UNY.
M.
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Mahrita
Julia Hapsari. 2012. Keefektifan Model
Inkuiri Terbimbing dan Direct Instruction pada Pembelajaran Matematika Ditinjau
dari Prestasi Belajar dan Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok
Sleman (Tesis). Program Pascasarjana UNY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar