Jumat, 18 Desember 2015

Filsafat Ilmu: REFLEKSI 16 Uji Petik Filsafat “Critique of Pure Reason”

Uji Petik Filsafat
Critique of Pure Reason”

Berikut merupakan refleksi dari pertemuan ke tiga belas perkuliahan Filsafat Ilmu oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A. hari Selasa, 15 Desember 2015 pukul 11.10 - 12.50 WIB di R. 305B Gedung Lama Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Pada perkuliahan yang diampu oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A ini diisi dengan “uji petik” seperti yang telah direncanakan pada pertemuan sebelumnya. Ujian ini bertujuan agar mahasiswa menyadari seberapa kemampuan kita dalam memikirkan dan sejauh mana  kita memahami filsafat setelah mengikuti perkuliahan.

Buku yang ditampilkan dalam uji petik kali ini merupakan buku karangan Immanuel Kant yang berjudul Critique of Pure Reason yang ditulis pada tahun 1781. Kita dapat melihat bagaimana Immanuel Kant membuat tulisan dalam bidang filsafat yang dituangkan dalam buku-bukunya. Hal ini menunjukkan bahwa ketika kita orang-orang di Indonesia masih berjuang untuk menjadi manusia, namun Immanuel Kant sudah memikirkan jauh. Dalam uji petik ini dilakukan dengan menampilkan bagian dari buku, kemudian mahasiswa diberikan waktu yang singkat untuk memahami dan menuliskan ide pokok dalam paragraf tersebut dalam satu kata. Kemudian dibahas bersama mengenai what the paragraph talking about. Pada salah soal, ada yang berkaitan dengan time, dimana Kant mendefinisikan tentang waktu. Tulisan Kant tersebut sesungguhnya sangat filosofis, dimana dalam suatu kalimat Kant pun mengatakan bahwa time is not an imperical conception yang berarti bahwa waktu bukanlah pengalaman. Namun waktu memerlukan ruang, jadi waktu tidak mungkin ada jika tidak ada ruang. Sehingga jika kita mendefinisikan waktu harus lah dengan ruang. Kata “kapan” hanya bisa bermakna jika ada “di mana”, maka tidak ada “kapan” jika tidak ada “di mana”. Dalam tulisan Kant tersebut terdapat transcendental expositon of the concept dimana secara sederhananya, ini adalah waktunya para dewa. Kalau dewa terlambat itu dikarenakan ada keperluan lain, tetapi jika daksa yang terlambat maka itu adalah ketidaktahu dirian. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa waktunya para dewa itu berbeda dengan waktunya para daksa. Kemudian terdapat pula transcendental esthetic. Secara hukum kodrat alam, menetukan metode adalah suatu hakekat. Metode tersebut digunakan untuk menentukan nilai kebenaran/etik, setelah itu baru lah digunakan untuk menentukan keindahan/estetika. Secara lengkapnya mengenai apa yang dikemukakan oleh Immanuel Kant dapat dibaca pada buku Critique of Pure Reason.


Demikian refleksi dari perkuliahan Filsafat Ilmu pada pertemuan ke tiga belas. Apa yang telah dilakukan Immanuel Kant tentu menjadi inspirasi bagi kita, dimana ketika saat itu dia sudah berpikiran jauh, memikirkan yang belum terpikirkan oleh yang lain.

Selasa, 15 Desember 2015

Berbuat Baik, Nunggu Mood Baik?

Saya seorang mahasiswi yang secara kognitif biasa-biasa saja. Tidak jadi yang teratas, namun juga ngga di paling bawah (semoga, aamiin). Sebagai mahasiswi yang belum dikaruniai otak cemerlang harusnya dibarengi sama doa dan semangat belajar yang tinggi dong ya biar terhindar dari “terancam lulus hampir cumlaude” (oke, yang hampir hampir itu memang selalu nyeseg). Tapi buruknya saya, semangat belajar seringnya naik turun kaya roller coaster. Dan bisa dipastikan titik puncak semangat ada di detik detik menjelang deadline. Huft.


*maap yaa gambarnya ngga nyambung*


Sebentar, tulisan dibuat ini tidak lebih sebagai pengingat saya pribadi. Tidak bermaksud sok-sok an atau menggurui yaaa hehehe. Nah, saat saya menulis ini, posisi sedang mati lampu. Laptop habis baterai dan hanya hp yang masih nyala. Dan draft tulisan ini pun saya ketik via hp karena bingung mau ngapain.

Jadi begini….Beberapa menit yang lalu, saya sedang semangat-semangatnya nugas. Besok belum deadline sih, tapi karena merasa sedang banyak inspirasi jadilah saya beritikad bulat untuk nyicil tugas. Dan ketika mungkin baru dapet 5%, teeeeetteetttttt listrik mati. Ya Allah nyeseg bukan main gaess. Disaat ngrasa semangat banget nget nget dan ide juga kayanya lagi bermunculam tiba2 pfttt listrik mati dan laptop ikutan mati karena batrai habis bis bis.

Sepele sih yaaa, tapi sambil tiduran di kegelapan saya jadi mikir. Oh iya yaaa…. Masih untung besok bukan deadline saya. Coba kalau besok deadline saya, pasti malem ini saya nangis guling-guling ngga ketulungan karena baru kelar 5% dan besok udah harus dipresentasiin.

Kasus lain yang akhirnya bikin saya instropeksi adalah kejadian awal bulan Desember ini. Kalau ngga salah waktu itu hari Senin. Senin memang tidak ada jadwal kuliah tetap karena senin tempatnya mata kuliah pengganti. Hari selasanya saya harus ngumpulin 3 tugas. Nah Senin pagi bersemangatlah saya untuk ke Perpustakaan buat ngerjain tugas. Teteteeeeetttt jam 7.30 saya sudah siap dan langsung berangkat ke kampus. Ngga ada hujan ngga ada angin, tiba tiba saya mendadak lemes mual pusing mules dan berujung pada keringat dingin. Rasanya dijalan udah mau pingsan bahkan sempet  m*ntah di jalan. Akhirnya saya berenti sejenak dan putar balik karena nggrasa udah ngga kuat. Ternyata hari itu saya datang bulan dan dibarengi dengan masuk angin kali yaa. Jadilah seharian saya hanya tidur guling guling di kasur karena nahan sakit. Apakabar tugas? Yaaah bisa dipastikan, baru tengah malam saya ngerjain dan itu bikin kepala pusing antara mikir dan tekanan batin takut kalau ngga kelar.

See? Saya bersemangat bahkan ngga ada kuliah pun 7.30 saya sudah siap berangkat ke Perpus untuk ngerjain. Tapi…… apa daya ternyata ada hal lain diluar kendali yang ngga support. Kita bisa apa?

Jadi pada intinya, ngerjain sesuatu yang baik (re: ngerjain tugas) jangan cuma nunggu mood baik, jangan nunggu mepet deadline, jangan nunggu punya ide cemerlang (ngomong di depan kaca). Karena halangan dan rintangan yang menghadang tidak semata-mata dari dalam diri kita. Faktor luar pun kadang ikut nimbrung tanpa permisi. Dari diri kita udah semangat udah on fire banget. Tapi tiba2 alam ngga support. Kita bisa apa?

Ketika tulisan ini saya publish di blog berarti listrik sudah nyala. Saya bisa melanjutkan nugas? Bisa dong. Tapi semangat? Belum tentu se on fire tadi. Ide? Bisa jadi yang tadi penuh di kepala sudah melayang-layang entah kemana.

Salam,
Indi



Senin, 14 Desember 2015

Filsafat Ilmu: REFLEKSI 15 Jejaring yang Ada dan yang Mungkin Ada

Jejaring yang Ada dan yang Mungkin Ada

Assalamualaikum wr wb
          
Berikut merupakan refleksi perkuliahan Filsafat Ilmu pada hari Selasa, 8 Desember 2015 pukul 11.10 - 12.50 WIB di R. 305B Gedung Lama Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Marsigit, M.A. setelah pembuatan elegi pemberontakan tes jawab singkat. Mari kita simak bersama.







Jika kita perhatikan pada gambar di atas ada space yang berisi 2+3=5. Maka dari table tersebut, 2+3 dapat disebut sebagai mengada, 2+3=5 sebagai pengada. Dari ruang lain ada gambar berbentuk kotak-kotak, maka dapat disebut sebagai geometri. Selain itu ada juga statistic, integral, formal, psikologi, sosiologi, budaya, ideology, ontology, epistemology, aksiologi, dan lain sebagainya. Betapa hebat dan kayanya filsafat. Ini belum menyangkut yang ada dan yang mungkin ada. Prof. Daviton dari Holic University di Thailand  mempresentasikan matematika antara proses dan produk . Hanya mempresentasikan itu saja bisa masuk makalah internasional. Belum lagi menyangkut yang ada dan yang mungkin ada. Dalam filsafat, wadah dan isi itu menerangkan bentuk dan substansinya. Jadi penjumlahan, substansinya agar dipahami orang awam adalah “gabungan”. Tahukah perbedaan 2+3 dan 2+3=5? Perbedaannya adalah jika 2+3 adalah hakekat proses, sedangkan 2+3=5 adalah hakekat produk. Lalu apa hakekat menjumlah? Secara filsafat berbeda dengan 2+3 dan 2+3=5.Terkait dengan epistemology maka menyangkut benar dan salah. Sedangkan aksiologinya itu menyangkut etik dan estetika. Etik berkaitan dengan pantas atau tidak pantas (baik atau buruk). Sedangkan estetika adalah keindahan. Apakah keindahan bisa menentukan baik dan buruk? Apakah baik dan buruk selalu termuat keindahan? Apa yang dianggap baik, belum tentu termuat keindahan dan keindahan pun belum tentu bisa menentukan baik atau buruk, karena semua tergantung dengan ruang dan waktu.

Terkait dengan kolom “jodoh”, maka istilah yang sering dipakai oleh awam adalah pasangan. Ada dari jodoh dan pasangan adalah ada dan yang mungkin ada. Pengadanya adalah yang ada dan yang mungkin ada. Sementara itu mengadanya adalah sintesis. Psikologinya adalah memasangkan, sedangkan sosiologinya adalah hubungan. Budayanya adalah karya budaya. Kemudian untuk ontologinya adalah wadah dan isi dari yang ada dan yang mungkin ada, epistemologinya adalah hermeunitika, dan estetikanya adalah harmoni. Sementara itu formalnya adalah fungsi (perjodohan). Inilah matematikanya filsafat, termasuk matematika dari situ, termasuk pula jodoh, dan sebagainya Jadi sesungguhnya filsafat adalah mengekstensi dan mengintensi ruang dan waktu.

Setelah itu, kemudian Prof Marsigit mempersilakan mahasiswa untuk bertanya. Kali ini pertanyaan diajukan oleh Sdri Nurafni mengenai Apakah ada bumi lain di luar bumi ini?
Tanggapan Prof Marsigit:
Kita baru pada tataran filsafat dengan bahasa analog atau pengandaian. Bahasa dari Tuhan itu sangat lengkap pada level-level tertentu. Jadi itulah tugas manusia untuk mempelajari dari firman-firman Tuhan. Misalnya terminologi surga dan neraka, apakah surga dingin dan neraka panas? Sesungguhnya dingin dan panas adalah psikologi manusia, dingin sekali saja bisa dirasakan panas. Saya terus terang tidak paham dengan bahasa-bahasa yang sudah sangat tinggi seperti itu. Dalam filsafat saja memakai analogi atau perumpamaan. Jadi secara logika sebagaian dari misteri itu dapat dipecahkan dengan perumpamaan-perumpamaan. Tetapi masalahnya di dalam agama ada yang bersifat formal, tidak sembarangan diterjemahkan. Kemudian dapat diikhtiarkan menggunakan pikiran manusia. Pikiran manusia dengan teknologinya, namun secanggih apapun teknologi tersebut tidak semua dapat memecahkan misteri yang anda tanyakan seperti itu Oleh karena itu  perlu diekmbalikan pada referensi ayatnya. Adapun salah satu cara pemahaman dengan pemikiran, maka perlu mendefinisikan. Kita dapat menambahkan pemikiran kita secara subjektf. Itu lah yang dimaksud struktur. Jangan kan langit, atau pun surga dan neraka, kalau kita berbicara pikiran kita saja berstruktur. Struktur dari tidak ada struktur pun itu adalah struktur. Tidak percaya filsafat pun termasuk berfilsafat, maka tidak ada struktur pun adalah struktur dimana tidak ada struktur. Struktur paling primitive yaitu ruang dan waktu. Maka sampai akhir pun tidak dapat dijelaskan.

Demikian refleksi dari perkuliahan Filsafat Ilmu pada hari Selasa, 8 Desember 2015. Semoga dapat menambah wawasan keilmuan kita dan menjadi motivasi kita untuk terus belajar.


Wassalamualaikum wr wb

Minggu, 13 Desember 2015

PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Selasa, 8 Desember 2015 | R.PPG Lab FMIPA UNY

PENELITIAN KUANTITATIF

Pada penelitian kuantitatif jika proposal dan instrumen penelitian sudah dibuat maka bisa dikatakan jika keterlaksanaan penelitian sudah mencapai 50%. Berikut merupakan prosedur pelaksanaan penelitian kuantitatif.

Penyusunan Proposal Penelitian
Proposal penelitian terdiri atas 3 bab yaitu BAB I (latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian), BAB II (kajian teori dan kerangka penelitian), BAB III (jenis penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik membuktikan validitas dan estimasi reliabilitas, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data).

Membuktikan Validitas Estimasi Reabilitas
Langkah selanjutnya setelah menyusun proposal dan instrumen adalah membuktikan validitas dan mengestimasi realibilitas instrumen. Pembuktian validitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu validitas isi, kriteria dan konstruk. Validitas isi dilakukan dengan meminta pendapat para ahli (Expert Judgment). Dari hasil tersebut kemudian dilakukan pembuktian valid atau tidaknya. Sedangkan validitas konstruk dilakukan dengan dua cara yaitu konfirmatori dan ekspoloratori. Sebagai tambahan, soal atau instrument tes yang tidak valid maka harus dilakukan revisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator. Sementara itu, reliabilitas ditunjukan dengan angka atau koefisien. Semakin tinggi koefisien menunjukan semakin bagus instrumen (soal) yang dibuat. Reliabilitas suatu tes pada umumnya diekspresikan secara numerik dalam bentuk koefisien yang besarnya -1 > 0> +1. Koefisien tinggi menunjukkan reliabilitas tinggi. Sebaliknya, jika koefisien suatu tes rendah maka reliabilitas tes rendah. Jika suatu reliabilitas sempurna, berarti tes tersebut mempunyai koefisien +1 atau-1. Dalam penentuan reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan analisis eiken.

Ujicoba Terbatas
Jika instrument telah terbukti valid, maka langkah selanjutnya adalah menguji cobakan instrument. Ujicoba instrumen terbatas harus dilakukan di luar sampel penelitian atau dapat menggunakan responden dalam populasi tetapi yang tidak digunakan dalam sampel. Jumlah responden dalam ujicoba pada umunya 10 x jumlah butir instrument atau minimal 5 x jumlah butir instrument. Misalnya jika terdapat 10 butir yang akan diuji cobakan, maka diperlukan 10 x 10 = 100 sampel atau minimal 5 x 10 = 50 sampel.

Perijinan
Proses perijinan merupakan salah satu hal penting untuk memperoleh data dari objek yang akan diteliti. Salah satu strategi dalam pelaksanaan penelitian untuk dapat melakukan suatu penelitian pada objek yang hendak diteliti adalah dengan cara menawarkan kerja sama. Dalam memasuki tempat penelitian ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut.
Natural (setting alamiah)
Mendapat kepercayaan
Berpaikan yang rapi, sopan dan indah
Bersikap dan bertutur dengan baik
Berusaha untuk bisa menjadi bagian dari tempat yang diteliti
Membangun komunikasi yang baik dengan orang-orang

Proses Pengumpulan Data
Pada teknik pengumpulan data harus disesuaikan dengan langkah-langkah yang telah ditentukan pada BAB III.

Analisis Data
Proses analisis data harus disesuaikan dengan langkah-langkah yang telah ditentukan pada BAB III.

Pelaporan



PENELITIAN KUALITATIF

Pada penelitian kuantitatif, jika peneliti sudah mempunyai proposal dan instrumen, maka bisa dianggap bahwa peneliti telah melakukan progres penelitian kira-kira 50%. Namun hal ini berbeda dengan penelitian kualitatif. Meskipun peneliti sudah mempunyai proposal dan instrumen, belum dapat dikatakan penelitian telah mencapai 50%. Hal ini dikarenakan dalam penelitian kualitatif hal terberat adalah menerjemahkan data yang kemudian dideskripsikan. Berikut merupakan prosedur pelaksanaan penelitian kualitatif.

Penyusunan Proposal Penelitian
Proposal penelitian terdiri atas 3 bab yaitu BAB I (latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian), BAB II (kajian teori dan kerangka penelitian), BAB III (jenis penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik membuktikan validitas dan estimasi reliabilitas, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data).

Perijinan dan Masuk ke dalam Objek Penelitian
Proses masuk ke dalam objek penelitian pada penelitian kualitatif relatif lebih sulit dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Sebagai contoh ketika kita hendak meneliti seseorang, maka bagaimana caranya agar kita dapat masuk dalam lingkungan tersebut tidak dicurigai dan orang yang kita teliti tidak merasa diikuti dan diintervensi. Kata kunci dalam riset kualitatif adalah kepercayaan. Bagaimana responden membuat kita percaya bahwa kita bukan peneliti, namun kita adalah bagian dari mereka (partisipatif). Dalam memasuki tempat penelitian ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut.
Natural (setting alamiah)
Mendapat kepercayaan
Berpaikan yang rapi, sopan dan indah
Bersikap dan bertutur dengan baik
Berusaha untuk bisa menjadi bagian dari tempat yang diteliti
Membangun komunikasi yang baik dengan orang-orang

Pengumpulan Data
Proses pengambilan data dalam penelitian kualitatif dikumpulkan berulang-ulang, tidak hanya sekali (multi-treat multi-method à berbagai cara, berbagai metode). Artinya dalam mengambil data dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya observasi atau pengamatan, wawancara, serta mengambil data dengan merekam (harus mendapat ijin narasumber). Selain itu selama proses penelitian dibutuhkan juga catatan lapangan (field note). Adanya field note untuk menanggulangi jika kita lupa. Field note yang telah kita buat kemudian direduksi. Dalam proses mereduksi terdapat berbagai cara, kita dapat mereduksi dengan cara Bogdan and Bliken, Creswell, Milles and Huberman, dll. Meskipun caranya berbeda-beda dengan berbagai penulis, namun intinya adalah dari catatan lapangan yang telah kita buat kemudian data direduksi dan dianalisis serta diverifikasi atau disimpulkan. Dari penyimpulan tersebut kita memperoleh pemetaan.Dalam pengambilan data akan selesai jika telah mencapai data jenuh. Data jenuh artinya ketika data yang kita dapat menunjukkan hasil yang itu-itu saja.

Analsis Data
Proses analisis data harus disesuaikan dengan langkah-langkah yang telah ditentukan pada BAB III.

Pelaporan


Referensi
Diskusi dalam Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan oleh Dr. Heri Retnawati
Heri Retnawati. 2014. Membuktikan Validitas Instrumen dalam Pengukuran. Yogyakarta: Jurnal UNY.

Sabtu, 12 Desember 2015

Elegi Pemberontakan Tes Jawab Singkat


Sebelum mengawali perkuliahan Filsafat Ilmu pada hari Selasa, 8 Desember 2015 pukul 11.10 - 12.50 WIB di R. 305B Gedung Lama Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Marsigit, M.A. memberikan elegi yang kemudian beliau beri judul “Pemberontakan Tes Jawab Singkat”. Sebenar-benar filsafat yaitu memperbincangkan yang ada dan yang mungkin ada. Masing-masing dari yang ada dan yang mungkin ada mempunyai sifat yang begitu banyaknya, semilyar dipangkatkan semilyar pun belum mampu menyebutkan sifatnya secara lengkap. Elegi Tes Jawab Singkat ini pun merupakan elegi yang memperbincangan yang ada dan yang mungkin adam. Mari kita simak bersama.

Elegi Pemberontakan Tes Jawab Singkat

Begawat
Wahai tes jawab singkat nampaknya aku kok melihat dirimu sepertinya tak gembira dan tampak bersungut-sungut

Tes Jawab Singkat
Bukankah Tuan sendiri yang menyebabkan seperti ini keadaannya. Wahai Begawat jika engkau memang ingin disebut Begawat.

Begawat
Aku subjek dari objek. Jika aku pembuat soal, maka aku subjek dan soal adalah objek. Jika aku begawat maka objeknya cantraka. Kalau aku dosen sebagai begawat maka kalian mahasiswa adalah catraka. Kalau aku dewa, anda lah daksanya. Kaya gitu kok repot namanya saja bahasa analog.

Tes Jawab Singkat
Wahai Begawat kenapa engkau bicara sendiri ngalor ngidul ngga karu-karuan? Bukankah engkau itu baru saja bertanya kepada saya mengenai keadaan saya?

Begawat
Oh iya ya lupa, sorry ya…hehehehhehehe
Namanya juga filsafat. Filsafat itu memperbincangkan yang ada dan yang mungkin ada. Kenapa engkau bertanya tes jawab singkat? Sudah sering kali aku katakan sekarang ini engkau sudah menjadi mitos. Semua para cantraka itu takutnya sama engkau. Tidak mau lagi belajar filsafat. Dia pikir hidup ini hanya dipenuhi oleh dirimu. Yang penting adalah dirimu. Maka aku sebagai dewamu akan mengambil sikap, mengambil langkah dan mengingatkan dirimu. Tetapi rupanya engkau tak tahu diri. Maka marahlah aku kemarin. Aku memperagakan sebetul-betul diriku sebagai seorang dewa bagi dirimu. Kalau aku sudah marah maka nampak kejam sekali. Bukankah engkau sudah merasakannya? Maka berhati-hatilah bahwa sebenar-benar musuhmu sebagai mitos adalah logosku.

Tes Jawab Singkat
Iya iya iya… Saya tahu. Baik lah Begawat tetapi saya merasakan sebenar-benar dirimu kemarin adalah berlaku tidak adil kepada saya. Engkau berlaku semena-mena, sangat kejam dan mencampakkan diriku seakan-akan aku tiadalah arti di dunia ini.

Begawat
Lalu apa yang sebenarnya engkau inginkan?

Tes Jawab Singkat
Yah ketika seseorang sudah tertutup mata hati dan pikirannya. Apalah guna sebuah saran, usul apalagi nasehat? Anda sendiri yang memulai, tentu anda sendiri yang mengakhirinya, dan anda sendiri yang mengetahuinya. Namun kenapa aku yang disuruh memberikan solusi. Sebenar-benar diriku tidak lah berdaya di depanmu.

Begawat
Ooooooh begitu… Singkat kata engkau itu menuntut keadilan?

Tes Jawab Singkat
Iyalah…... Apalagi? Bukankah engkau sebenar-benar Sang Begawat tahu bahwa sejelek-jelek diriku ada manfaatnya. Engkau gemborkan kesana kesini mengatakan manfaatku untuk mengadakan yang ada dan yang mungkin ada. Namun kenapa engkau telah tergoda berlaku parsial dan dzolim terhadap diriku? Padahal sebenar-benar diriku itu ada, mengada dan ada pengadanya di dalam dirimu atau di luar dirimu.

Begawat
Kalau begitu apa sebetulnya keinginanmu? Tolong sampaikan kepada saya, wahai tes jawab singkat. Sekali lagi saya tidak bisa memberikan solusi dan saya juga tidak perlu bertanya lebih banyak tentang dirimu karena aku telah engkau perlakukan dengan semena-mena. Ada di sini cantraka yang kemarin tidak masuk makanya sedikit blank.

Tes Jawab Singkat
Oh siapa?

Begawat
Itu Bu Retno itu...

Tes Jawab Singkat
Wahai Begawa, berhati-hatilah engkau, jangan mentang-mentang kamu sedang berkuasa. Suaramu itu direkam di mana-mana dan bisa diperdengarkan. Kalau rekaman itu isinya salah, maka itu mah ilegal. Karena yang legal hanya yang benar-benar saja. Wahai orang tua berambut putih, tolonglah diriku, aku ingin minta tolong kepadamu sekaligus mengajukan pertanyaan. Tolonglah diriku untuk menghadapi Sang Begawat yang saat ini telah menjelma menjadi mitos melebihi diriku.

Orang Tua Berambut Putih
(konvensi tidak tertulis, orang tua berambut putih akan selalu datang jika ada pertanyaan)
Hae hae hae hae hae, Sekali lagi, hae…........
Ada apa wahai tes jawab singkat, engkau mengajukan pertanyaan kepada diriku? Padahal sebenar-benar diriku akan muncul di manapun dan kapanpun jika ada pertanyaan. Silakan ajukan pertanyaanmu dan apa persoalanmu?

Tes Jawab Singkat
Baiklah orang tua berambut putih. Sadar atau tidak sadar, diketahui atau tidak diketahui, pasti engkau sadar dan pasti engkau mengetahuinya.  Kan begitu. Inilah aku sedang mengalami situasi di mana aku didzolimi. Luar biasa. Selama ini aku terus terang telah mengambil manfaat dari logos untuk menjadi mitos, tapi ternyata logos telah menjadi mitos. Logos Begawat telah menjadi mitos Begawat. Nah untuk itu saya mengajukan pertanyaan atau mohon solusinya. Apakah yang harus saya kerjakan?

Orang Tua Berambut Putih
Benar Begawat? Apakah begitu kejadiannya?

Begawat:
Kejadian yang mana?

Orang Tua Berambut Putih:
Oooo yaaaa… Ternyata aku juga sudah mengetahui bahwa Sang Begawat sedang tertutup mendung hati dan fikirannya. Wahai Begawat, Begawat! Hai Begawat! Banguuuun!!!!!!!!!!!

Begawat:
Ouk ouk ouk...
Ouk ouk ouk yaaa...
Ouk ouk ouk...
Ouk ouk ouk yaaa...

Orang Tua Berambut Putih:
Hukumnya, betapa pun hebatnya engkau Begawat, engkau tentulah harus takut juga dengan Orang Tua Berambut Putih. Karena engkau adalah obyeknya dan karena engkau adalah sifatnya. Aku peringatkan kepada dirimu dalam waktu yang sebatas ini, ketahuilah bahwa dirimu telah bersifat parsial. Ketahuilah pula bahwa sifat parsial itu sumber ketidakbahagiaan di dunia. Lihatlah Cantraka itu mereka pontang panting kesana kesini. Itu fenomena Cantraka, engkau tidak  bisa merasakan bagaimana susah dan sedihnya seorang Cantraka mengikuti jejak klaim yang engkau dirikan seakan-akan sebagai mitosnya logos.

Begawat:
Heeeeeeemmmmmm mitosnya logos??????????

Orang Tua Berambut Putih:
Logosnya mitos!!!!!!!!!

Begawat:
Heeeeemmmm logosnya mitos?????????

Orang Tua Berambut Putih:
Mitosnya mitos!!!!!!!!!!

Begawat:
Heeeeemmmmm mitosnya mitos???

Orang Tua Berambut Putih:
Logosnya logos!!!!!!!

Begawat:
Heeeeem logosnya logos????

Orang Tua Berambut Putih:
Logosnya logos logos logos! Mitosnya mitos mitos mitos! Logos logos slogos bathok!
Apakah engkau sadar, wahai Begawat?

Begawat:
Krrrk. Krrrk. Krrrk. Ya ampun….. ya ampun…... Maafkan Tuan, Orang Tuan Berambut Putih. Baru kali ini aku menyadari ternyata ada logosnya dari logos logos.

Orang Tua Berambut Putih:
Logos logos logos. Mitos mitos mitos. Kualitatif kualitatif kualitatif. Kuantitatif kuantitatif kuantitatif, dan seterusnya semaumu, semau kita, semau Cantraka. Itulah dunia menuju kelengkapan dariku diriku yang tidak serba lengkap atau ketidaklengkapan. Oleh karena itu wahai Begawat, dengan ini aku perintahkan kepada dirimu. Berilah kesempatan dan berlakulah adil terhadap mitos-mitos dan logos-logos untuk berikhtiar agar mitos menuju logos. Klaim mu bahwa mitos adalah mitos belum tentu sesuai dengan ruang dan waktunya. Klaim mu bahwa dirimu adalah logos juga belum tentu sesuai dengan ruang dan waktunya.

Begawat:
Singkatnya bagaimana Orang Tua Berambut Putih?

Orang Tua Berambut Putih:
Singkatnya, minggu depan boleh engkau adakan lagi tes jawab singkat.

Orang Tua Berambut Putih Kedua:
Ou ou ou ou ouuuuuuu.......

Begawat:
Ada apa Orang Tua Berambut Putih Kedua?

Orang Tua Berambut Putih Kedua:
Saya telah menyaksikan Sang Begawat mendapatkan wahyu. Karena sang Begawat mendapatkan wahyu, maka tes jawab singkat juga mendapatkan wahyu dan Cantraka juga mendapatkan wahyu. Wahyu berwahyu dan logos berlogos.

Begawat:
Oh begitu… Saya menyadari karena masih banyak yang mungkin ada dan perlu diadakan.


Demikian lah Elegi Pemberontakan Tes Jawab Singkat. Itu lah sebenar-benarnya proses terjadinya elegi. Oleh karena itu sejak awal Prof Marsigit menyampaikan bahwa filsafat itu unik dan aneh kalau sudah terkena ruang dan waktu. Pesan yang ingin disampaikan dalam elegi-elegi adalah aspek dari hermeunitika, yaitu terjemah dan menerjemahkan. Semoga bermanfaat.

Minggu, 06 Desember 2015

Filsafat Ilmu: REFLEKSI 14 Aku Terjebak Mitos Sang Begawat


Aku Terjebak Mitos Sang Begawat
Venti Indiani | 15709251057

Assalamualaikum wr wb

Berikut merupakan refleksi dari pertemuan ke sepuluh perkuliahan Filsafat Ilmu oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A. hari Selasa, 1 Desember 2015 pukul 11.10 - 12.50 WIB di R. 305B Gedung Lama Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Pada perkuliahan yang diampu oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A ini dilakukan dalam dua sesi, yaitu sesi tes jawab singkat dan yang kedua sesi penjelasan dari soal tes jawab singkat.

Berikut merupakan soal tes jawab singkat yang diberikan oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Idealnya realis?
Realisnya ideal?
Tetapnya perubahan?
Berubahnya ketetapan?
Fatanya vital?
Vitalnya fatal?
Dewanya dagsa?
Daksanya dewa?
Intensifnya ekstensif?
Ekstensifnya intensif?
Linearnya siklik?
Sikliknya lineal?
Lampaunya sekarang?
Sekarangnya masa lampau?
Sama datangnya sekarang?
Sekarangnya masa yang akan datang?
Awalnya akhir?
Akhirnya awal?
Analitiknya sintetik?
Sintetiknya analitik?
Apriorinya aposteriori?
Aposteriorinya apriori?
Rasionalnya pengalaman?
Pengalamannya rasional?
Identitasnya kontradiksi?
Kontradiksinya identitas?
Harmoninya disharmoni?
Disharmoninya harmoni?
Idealnya ideal?
Realnya real?
Tetapnya tetap?
Berubahnya perubahan?
Fatalnya fatal?
Vitalnya vital?
Dewanya dewa?
Daksanya daksa?
Intensifnya intensif?
Ekstensifnya ekstensif?
Linearnya lineal?
Sikliknya siklik?
Lampaunya lampau?
Sekarangnya sekarang?
Masa depannya masa depan?
Awalnya awal?
Akhirnya akhir?
Analitiknya analitik?
Sintetiknya sintetik?
Apriorinya apriori?
Aposteriorinya aposteriori?
Rasionalnya rasional?
Pengalamanya pengalaman?
Identitasnya identitas?
Kontradiksinya kontradiksi?
Harmoninya harmoni?
Disharmoninya disharmoni?

Dari 55 soal yang diberikan, semua mahasiswa mendapatkan nilai 0. Artinya tak ada satu pun soal yang kami jawab dengan benar. Betapa terkejutnya kami ketika Prof Marsigit mengatakan bahwa sejatinya kami telah terjebak oleh mitos-mitos Prof Marsigit. Filsafat tidak mengenal ujian jawab jawab singkat. Sejatinya makna atau esensi dari tes jawab singkat hanyalah untuk mengenalkan filsafat bagi para awam yang sedang akan belajar mengenal filsafat. Filsafat bukanlah ketika kita mampu menjawab soal tes jawab singkat. Filsafat adalah kemampuan kita menjelaskan. Berkaitan dengan soal nomor satu mengenai IDEALNYA REALIS, Prof Marsigit mengemukakan bahwa filsafat adalah membaca. amaka dunia dapat terangkai dari satu ikon yaitu ideal, untuk memunculkan ilmu maka ideal dan realis dipersatukan mejadi satu. Itulah apa yang disebut dengan idealnya realis. Sejatinya penjelasan apa itu idealnya realis yang merupakan filsafat.
Jika kita sadari adanya tes jewab singkat ibarat pisau yang mempunyai dua sisi yang berbeda. Pada satu sisi bernilai positif dan sisi yang lain bernilai negatif. Seperti inilah jika kita menilai filsafat dari metode reduksi tes jawab singkat sebagai ikon, dimana memiliki bahaya yang luar biasa, sebab filsafat itu elegan yang mengandung penjelasan logis sehingga dapat dipahami oleh orang awam sekalipun. Pada soal tes jawab singkat yang diberikan sejumlah 55 soal dibagi menjadi dua bagian. Nomor 1-28 merupakan kontradiksi sementara nomor 28 ke bawah adalah identitas. Namun lagi-lagi berfilsafat bukanlah mengenai jawaban apa yang benar, namun lebih kepada kemampuan kita menjelaskan.
Setelah menunjukkan maksud dari tes jawab singkat, kemudian dibahas beberapa nomor dari soal untuk dijelaskan. Dimulai dari nomor satu mengenai IDEALNYA REALIS. Inti dari soal ini adalah tentang realis. Jika kita mempelajari tentang realis dari semua sumber maka sesungguhnya kita tidak akan pernah tahu apa realis itu. Sebenar-benar filsafat adalah olah pikir yang terus menerus serta membaca sumber-sumber relevan. Realis ada di luar pikiran. Apa yang ada di luar pikiran itu tidak ada yang ideal. Di dunia ini tidak ada yang sempurna, sebagai contoh sudut lancip yang menurut dunia itu ada tetapi sesungguhnya tidak ada. Salah satu fakta yang bisa dilihat adalah  jarum, dimana menurut penglihatan atau realita ujungnya berbentuk lancip, tetapi sesunggunya jika ujung tersebut diperbesar maka bukanlah lancip tetapi sebuat lingkaran besar yang biasa disebut atom yang memiliki lintasan siklik. Jadi lancip itu hanya ada di pikiran.
Soal nomor dua mengenai REALISNYA IDEAL. Contohnya seorang manusia secara ideal akan menikah maka ketika sudah menikah itulah realitanya. Proses inilah yang disebut idealis di realiskan atau realisasinya ideal. Kemudian berkaitan dengan soal nomor tiga mengenai TETAPNYA PERUBAHAN Contoh yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari yaitu tetapnya pertumbuhan badan (badan tetap mengalami perubahan baik itu berkembang/menyusut sementara badan sendiri mengalami perubahan). Oleh karena itu, manusia berada dalam wadah yang tetap dalam perubahan, dan apabila tidak berubah menyebabkan ketidakstabilan bahkan kehancuran. Soal ke empat mengenai BERUBAHNYA YANG TETAP, salah satu contohnya adalah batalnya perjanjian. Perjanjian merupakan suatu yang tetap. Maka ketika di batalkan maka ketetapan tersebut mengalami perubahan. Soal berikutnya tentang VATALNYA FITAL. Lalu apakah vital itu takdirnya? Untuk memandang hal ini maka tentu berdimensi. Jika ditinjau dari sisi spiritual maka tentu ikhtiar adalah takdir. Takdir dan ikhtiar berarti doa dan usaha. Jadi vatalnya fital adalah doanya berusaha. Maka inilah cara untuk mencapai keseimbangan atau harmoni. Soal berikutnya tentang FATALNYA VITAL. Hal tersebut dapat diartikan sebagai ikhtiarnya takdir (doa). Apakah doa itu perlu diikhtiarkan? Tentu perlu. Hal ini dapat dilakukan misalkan sengan ikut sholat berjamaah, belajar bagaimana cara berdoa, dan lain sebagainya. Pembahasan berikutnya mengenai DAKSANYA DEWA. Jika membahas ini berarti kita sadari bahwa ini adalah dunia dewa yang berstruktur yang terdiri atas dewanya subjek dan dewanya objek. Sebagai contoh jika dosen-dosen di UNY merupakan  para dewa maka tentu ada struktur dewa didalamnnya yang membedakan dosen (dewa) yang satu dengan yang lain jika dilihat dari sisi pangkat atau jabatan. Inilah yang disebut daksanya dewa. Selanjutnya dijelaskan tentang INTENSIFNYA EKSTENSIF. Ekstensif merupakan suatu keluasan. Sementara intensif adalah sedalam-dalamnya. Jadi dalam mendalami filsafat tidak hanya disini tetapi disitu, diberbagai tempat, ini berarti bahwa dalam berpikir sejatinya dapat dilakukan kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun. Soal selanjutnya yaitu mengenai EKSTENSIFNYA INTENSIF. Sedalam-dalamnya segala sesuatu adalah ontology atau isi dan wadah. Jika dinaikan menjadi bakal konsep maka jika diekstensifkan konsep 1 dan konsep 2 akan berstruktur. Inilah bentuk ekstensif dari intensif. Kemudian dibahas tentang LINEARNYA SIKLIK. Siklik berarti lingkaran yang jari-jarinya tak berhingga sehingga membentuk garis lurus. Contoh yang dapat menggambarkan ini adalah pesawat terbang ketika mengudara. Sejatinya lintasan dari pesawat terbang tersebut tidaklah selalu lurus (meskipun sebagai penumpang kita merasa bahwa pesawat bergerak lurus) tetapi pesawat tersebut juga terkadang berbelok sehingga membentuk lintasan siklik. Selanjutnya pertanyaan dari Sdr. Heru Tri Novi R tentang HARMONINYA HARMONI. Harmoni merupakan keadaan ideal dan seimbang. Sebagai contoh gamelan jawa itu harmoni sebab musiknya saling seimbang. Harmoni itu sendiri itu berstruktur dan berdimensi yang terdiri atas struktur atas unsur-unsur yang harmoni. Sebagai contoh, badan manusia terdiri atas bagian yang harmoni, dan setiap unsur badan seperti darah dan lain sebagainya terdiri atas unsur yang harmoni pula. Pertanyaan kedua dari Sdri. Venti Indiani mengenai DEWANYA DEWA. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dewa ini berstruktur. Misalnya makro kosmos dewanya mikro kosmos. Dewanya makro kosmospun ada yang bersifat refrensial, intuisi dan analogis. Kakak adalah dewa bagi adik, ayam adalah dewa bagi cacing. Contoh tersebut disajikan secara analogis. Oleh karena itu filsafat dikenal dengan bahasa analog. Pembahasan selanjutnya mengenai LAMPAUNYA LAMPAU. Sebagai contohnya Prof Marsigit mengilustrasikan dengan ketika beliau ditelepon pada waktu lampau. Maksud ditelepon masa lampau disini adalah beliau berbicara melalui saluran telepon dengan  seseorang tentang masa lampau yang membahas tentang kehidupan masa lalu. Kondisi yang sama dengan bagaimana mengetahui waktu yang akan datang, salah satu contoh yang diberikan adalah  USG yang tujuannya untuk mengetahui jenis kelamin seorang anak, dimana idealnya akan diketahui setelah lahir akan tetapi dengan alat tersebut bisa diketahui dari sekarang. Selanjutnya pertanyaan dari Sdri. Fauziah Artanti mengenai AKHIRNYA AKHIR. Contoh kasusnya perkuliahan ini berakhir dan kuliah di UNY pasti berakhir. Namun yang menjadi pertanyaan adalah kapan akhiran itu? Maka untuk menjawaban hal ini diperlukan olah pikir yang diungkapan dalam bahasa verbal. Sebagai contoh ketika kita menempuh perjalanan dari kamar menuju kampus maka sebenarnya kita mencoba menempuh setengah demi setengah perjalanan tanpa tahu kapan batasnya. Melalui analogi ini maka ada sebuah kesimpulan bahwa orang tidak pernah sampai pada tujuan. Oleh karena itu, kita tidak akan pernah tahu berakhirnya kapan. Maka akhir yang kita pikirkan sekarang ini, secara spiritual merupakan kiamat yang merupakan akhir dari segala akhir, dimana manusia tidak mampu memikirkannya sebab ini merupakan kekuasaan Allah SWT. Jika kita melihat melalui strukturnya tentu bahwa akhir itu terdiri atas struktur-sruktur akhiran juga, misalkan akhir perkuliahan, akhir perjalanan, akhir acara, dan seterusnya. Selanjutnya dibahas mengenai APRIORINYA APOSTERIORI. Aposteriori adalah paham sesudah melihat, mendengar, dan lain sebagainya. Jadi apriori aposteriori adalah memikirkan pengalaman. Sejatinya sebenar-benar hidup adalah memikirkan pengalaman dan menerapkan pikiran. Selanjutnya mengenai KONTRADIKSINYA KONTRADIKSI. Kontradiksi dibuat agar kita bisa berpikir. Jika kita mencermati dalam kehidupan sehari-hari maka sebenatnya ilmu pengetahuan lahir dari kontradiksi, dari kontradiksi tersebut maka memacu kita untuk berpikir mencari jalan keluar dari apa yang kontradiksi tersebut.

Setelah perkuliahan sampailah saya pada kesimpulan bahwa tes jawab singkat bukanlah cara belajar filsafat. Karena sejatinya tes jawab singkat semata-mata untuk mengenalkan filsafat bagi para pemula. Yang penting dari filsafat bukanlah jawaban dari tes jawab singkat namun lebih kepada bagaimana kemampuan kita untuk menjelaskan. Selama ini kami terlena dan terhanyut pada mitos-mitos pada tes jawab singkat. Semoga selanjutnya bertambah kewaspadaan kita terhadap mitos-mitos yang ada.

Wassalamualaikum wr wb.