Senin, 23 November 2015

Metodologi Penelitian Pendidikan: Teknik Sampling

Teknik Sampling
Venti Indiani | 15709251057

Teknik sampling merupakan salah satu tahapan yang penting dalam penelitian. Pada tahap ini peneliti mengadakan observasi yang digunakan untuk menyimpulkan sesuatu dari sebuah populasi. Akan tetapi dalam prosesnya banyak terdapat kendala baik waktu, tenaga, dan biaya. Maka untuk meminimalisir kendala tersebut dilakukanlah teknik sampling. Teknik sampling merupakan cara untuk mengambil bagian dari populasi yang telah ditentukan (Wina, 2013:228). Jika berbicara mengenai teknik sampling tentu tidak terlepas dari populasi dan sampel. Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti. Sementara itu sampel adalah subset dari populasi. Secara garis besar teknik sampling dibedakan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probablity Sampling.
 
Macam-macam Teknik Sampling

Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Fraenkel dalam Wina (2013: 228), “population is the group of interest to the researcher, the group to whom the researcher would like to generalize the result of study.” Jadi populasi merupakan suatu kelompok yang menjadi perhatian peneliti, kelompok yang berkaitan dengan untuk siapa generalisasi hasil penelitian berlaku. Sementara itu sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai representative dari populasi, artinya sampel yang diambil harus mewakili populasi.

Ilustrasi Populasi dan Sampel


Tahapan Proses Sampling
Mendefinisikan karakteristik populasi yang ingin diteliti
Menentukan sampling frame / kerangka sampling, set / kumpulan item atau kejadian yang mungkin diukur
Menentukan metode sampling untuk memilih item atau kejadian dari kerangka / frame
Menghitung ukuran sample
Melaksanakan sampling berdasarkan perencanaan yang dibuat
Pengambilan sampling dan data
Mereview proses sampling

  
Teknik Pengambilan Sampel
Secara garis besar teknik sampling dibedakan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probablity Sampling. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing jenis teknik sampling.

Probability Sampling
Probability sampling adalah metode sampling dimana setiap elemen populasi memiliki peluang dipilih menjadi sampel, dan nilai peluang dapat diukur secara akurat. Probability sampling dibagi menjadi beberapa jenis sampling, yaitu:

Simple Random Sampling
Menurut Wagiran (2013: 201) Simple Random Sampling adalah suatu cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Contoh kasus :
1) Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
2) Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai berikut: (1) Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300). (2) Tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).  (3) Tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %) (4) Tentukan skema penggunaan label random numbers (Misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers. (5) Tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.


Systematic Random Sampling
Menurut Wagiran (2013: 202) Systematic Random Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini dipergunakan bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
Keuntungan: (1) Perencanan dan penggunaanya mudah. (2) Sampel tersebar di daerah populasi.
Kerugian: Membutuhkan daftar populasi.

Stratified Random Sampling
Teknik Stratified Random Sampling digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Metode ini proses 2 langkah dimana populasi dibagi menjadi sub populasi/tingkatan. Dalam metode ini peneliti harus mengetahui bahwa dalam populasi ada strata, kelas, atau lapisan.
Contoh:
Kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥ 4-6 tahun). Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi tersebut di atas.
Cara pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 . 8.
Kelompok C adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.
Keuntungan: (1) Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.
Kerugian: (1) Daftar populasi setiap strata diperlukan. (2) Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

Multiple Stage Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (wagiran,2012).
Contoh:
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih. Misalnya: provinsi à kabupaten à Kecamatan à desa à Lingkungan à KK. Misalnya kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan perhitungan, maka jumlah sampel yang akan diambil ± 2000
Cara ini dipergunakan bila populasinya cukup homogen, jumlah populasi sangat besar, populasi menempati daerah yang sangat luas, biaya penelitian kecil
Keuntungan: (1) Biaya transportasi kurang
Kerugian: (1) Prosedur estimasi sulit. (2) Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih cermat.

Claster Random Sampling
Teknik Claster Random Sampling digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu negara, propinsi, atau kabupaten (Wagiran, 2012).
Contoh:
Misalnya ingin meneliti gambaran karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK USU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah satu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua semua mahasiswa yang berada pada tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster).
Keuntungan: (1) Tidak memerlukan daftar populasi. (2) Biaya transportasi kurang
Kerugian: (1) Prosedur estimasi sulit.


Non Probablity Sampling
Non Probablity Sampling merupakan metode sampling yang tidak dapat ditentukan dengan akurat peluang terpilihnya elemen populasi. Metode ini menitikberatkan pada asumsi pemilihan elemen terkait dengan fokus populasi, yang kemudian mempengaruhi kriteria pemilihan sampel. Pada metode ini tidak dapat dihitung estimasi kesalahan sampling karena pemilihan sampel tidak random. Contoh: Sekelompok mahasiswa melakukan wawancara pada tiap orang yang pertamakali membuka pintu di suatu perumahan. Pada rumah yang berpenghuni lebih dari satu maka yang terjadi adalah non probability sample, karena akan ada lebih dari satu orang yang mungkin membuka pintu, dan sangat sulit menghitung probabilitasnya.

Quota Sampling
Pada teknik ini peneliti menentukan jumlah responden sebagai sampel. Mereka menemui dan mengambil data yang diperlukan, sampai jumlah yang ditentukan tercapai. Misalnya seorang peneliti menentukan sampel sebesar 100 maka peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan sebanyak 100 orang.

Convenience Sampling
Dalam teknik ini yang dijadikan sampel adalah orang atau benda yang mudah ditemui atau berada pada ruang dan waktu yang tepat, serta mudah dijangkau.

Purposive Sampling
Dalam teknik ini pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pandangan atau pertimbangan dari  penelitinya saja dengan tujuan tertentu. Dengan syarat bahwa sampel telah dianggap mewakili populasi yang ditetapkan. Contoh: peneliti memilih guru-guru tertentu untuk mendapatkan model pembelajaran yang sesuai.

Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan karena jumlah populasi relatif kecil (kurang dari 30 orang).

Snowball Sampling
Menurut Wagiran (2013: 210) tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menafsirkan karateristik yang jarang terjadi dalam populasi. Dikatakan snowball karena seorang peneliti menentukan seseorang untuk menjadi sampel atas dasar rekomendasi seseorang yang telah menjadi sampel sebelumnya. Misalnya peneliti menentukan A sebagai sampel. Kemudian A merekomendasikan B dan C sebagai sampel. Setelah dilakukan wawancara C merekomendasikan E dan F sebagai sampel, begitu seterusnya.


Referensi:
Diskusi dalam Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan oleh Dr. Heri Retnawati
Wagiran. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Deepublish.
Wina Sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur.Jakarta: Kencana.
Nasution. Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. (http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf)

http://aeunike.lecture.ub.ac.id/files/2013/11/6-Metode-Sampling.pdf

1 komentar: