Minggu, 22 November 2015

Filsafat Ilmu: Aku Tak Mampu Lari dari Fenomena Comte

Assalamualaikum wr. wb.

Berikut saya sajikan sebuah tulisan dengan tema “Aku Tak Mampu Menghindari Dahsyatnya Fenomena Comte” untuk memenuhi tugas Filsafat Ilmu yang diampu oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A. Mohon maaf jika ada kesalahan atau kata-kata yang tidak berkenan di hati pembaca. Kritik dan saran sangat penulis harapkan. Namun semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca semua, terutama menambah semangat dan motivasi bagi teman-teman sejawat yang saat ini sedang berjuang membaca elegi untuk menambah wawasan dalam belajar filsafat ilmu.


Aku Tak Mampu Menghindari Dahsyatnya Fenomena Comte
Venti Indiani | 15709251057

Siang-siang di bawah pohon diterpa sepoi-sepoinya angin si Daksa termenung, memikirkan nasibnya yang hampir diambang kegagalan berfilsafat. Dalam hatinya berkali-kali ia mengumpat dirinya sendiri yang tidak bisa memanajemen waktu dengan baik. Rupanya dirinya sedang galau karena ia belum banyak membaca elegi dalam blog Sang Begawat sehingga komen-komen yang dibuatnya pun masih minim sekali. “Ah aku terancam gagal. Bodohnya diriku. Tak memanfaatkan waktu dengan baik. Huhh!”. Dalam kegalauannya tiba-tiba muncul Sang Bagawat sehingga mengagetkannya.

Begawat
Ada apa kiranya kamu melamun di sini wahai anak muda?

Daksa
Anu, anu, anuuuu.. begawat..ini tidak sedang apa-apa.

Begawat
Daripada kamu di sini termenung begitu, selesaikan saja kewajibanmu. Bukankah kewajibanmu sudah mendekati deadline? Jangan sampai kamu menyesal.

Daksa
Tolonglah Begawat, beri kami perpanjangan waktu lagi. Plis....

Begawat
Hahh? Aku sudah memberimu waktu dari awal perkuliahan bukan?

Daksa
Maafkan kami Begawat. Kami terlalu sibuk Begawat.

Begawat
Coba jabarkan kesibukanmu wahai anak muda.

Daksa
Pagi hari kami kuliah, Begawat. Ya mungkin di kampus sampai siang atau sore. Setiba kami di rumah, kami buka-buka HP kami. Kami sibuk membaca recent update di BBM, kami sibuk membuat caption yang pas untuk foto yang akan kami posting di Instagram, kami sibuk cek in di Path, kami sibuk chat di whatshapp, kami sibuk main game COC. Ya tak terasa satu jam, dua jam, tiga. Setelah itu tak terasa kami tidur dan bangun tau-tau sudah pagi Begawat. Sampai-sampai terkadang kami lupa tugas kami, kami lupa ibadah kami.

Begawat
Segeralah minta ampun wahai anak muda. Banyak-banyaklah beristigfar. Sebenar-benarnya kamu sedang terjangkit dahsyatnya fenomena Comte.

Daksa
Apa itu fenomena Comte, Begawat?

Begawat
Bukankah minggu lalu kita sudah membahas ini?

Daksa
Mohon ampun Begawat. Mungkin ketika itu pikiranku kemana-mana. Aku sibuk memikirkan yang seharusnya tidak aku pikirkan di kelas. Aku risau karena tidak bisa membuka HP ketika perkuliahan, aku sibuk memikirkan game online ku. Aku mohon ampun Begawat.

Begawat
Segeralah minta ampun wahai anak muda. Banyak-banyaklah beristigfar.

Daksa
Lalu bagaimana Begawat, aku belum banyak membaca elegimu. Aku belum banyak membuat komen. Aku bingung aku harus bagaimana. Ketika aku di rumah, aku sudah berniat membaca blog. Tapi ada chat masuk, akhirnya aku lupa membaca blog. Ketika aku sudah mau membaca lagi, eh ada teman mengomentari postinganku di Instagram, akhirnya aku kelupaan karena asik dengan Instagramku.

Begawat
Segeralah minta ampun wahai anak muda. Banyak-banyaklah beristigfar. Manfaatkan sisa waktu sebelum deadline sebelum nantinya kau menangis karena kegagalanmu. Jangan sampai dirimu hanya berlarut-larut dalam lubang penyesalan masa lalu mu.

Daksa
Baiklah Begawat. Tapi ngomong-ngomong fenomena Comte yang tadi Begawat katakan apa artinya?

Begawat
Coba kau ulangi lagi apa yang membuat dirimu abay terhadap kewajibanmu.

Daksa
Pagi hari kami kuliah, Begawat. Ya mungkin di kampus sampai siang atau sore. Setiba kami di rumah, kami buka-buka HP kami. Kami sibuk membaca recent update di BBM, kami sibuk membuat caption yang pas untuk foto yang akan kami posting di Instagram, kami sibuk cek in di Path, kami sibuk chat di whatshapp, kami sibuk main game COC. Ya tak terasa satu jam, dua jam, tiga. Setelah itu tak terasa kami tidur dan bangun tau-tau sudah pagi Begawat. Sampai-sampai terkadang kami lupa tugas kami, kami lupa ibadah kami.

Begawat
Itulah sebenar-benarnya fenomena Comte dalam dirimu wahai anak muda. Engkau dibuat abay dengan kewajibanmu karena candu teknologi. Kau dibuat sampai lupa dengan ibadahmu karena kecanduanmu yang berlebihan pada media sosial. Segeralah beristigfar dan meminta ampun pada Tuhanmu. Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah bertaubat setelah mengetahui kesalahannya.


Kini aku melihat betapa dahsyatnya fenomena Comte yang menyerang keseharianku. Dalam sudut pandang positif, banyak hal menjadi mudah dengan adanya fenomena Comte. Aku bisa berkomunikasi dengan kerabat jauhku, aku bisa mencari informasi apapun dengan cepat. Namun terkadang kemudahan itu membuatku terlena pada kenyamanan sehingga aku abay terhadap kewajibanku. Astagfirullohhaladzim. Aku mohon ampun atas dosaku Ya Allah. Aku mohon ampun. Kini aku belajar bagaimana seharusnya aku bijak menyikapi fenomena Comte. Semoga Allah yang Maha Baik selalu mempermudah diriku untuk bersikap bijak pada ganasnya Fenomena Comte.

Terimakasih,

Wassalamualaikum wr.wb. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar