Senin, 30 November 2015

Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data Kuantitatif
Secara umum teknik analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kulitatif. 

Teknik Analisis Data Kuantitatif

Statistik Deskriptif
Menurut Wagiran (2014:327) statistik deskriptif merupakan teknik statistik yang memberikan informasi mengenai data yang dimilikinya dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis dan kemudian menarik kesimpulan yang digeneralisasikan untuk data yang lebih besar atau populasi. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik masing-masing variabel serta dapat melakukan representasi objektif masalah penelitian. Dalam suatu penelitian, analisis deskriptif akan meliputi penyajian: (1) distribusi frekuensi setiap variabel, (2) ukuran tendensi sentral (mean, median, modus) dan (3) ukuran dispersi (penyebaran) meliputi standar deviasi dan varian.selain itu dengan memperhatikan nilai-nilai tendensi sentral dan skor masing-masing variabel serta berpedoman pada distribusi normal dapat disusun kriteria kecenderungan masing-masing variabel (Wagiran, 2014:329).

Statistik Inferensial
Statistik inferensial disebut juga statistik induktif. Menurut Wagiran (2014:327) statistik inferensial adalah statistik yang berkaitan dengan analisis data (sampel) untuk kemudian dilakukan penyimpulan (inferensi) yang digeneralisasikan pada seluruh subyek tempat data itu diambil (populasi). Sementara itu menurut Sugiyono (2015) statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik inferensial dikategorikan menjadi dua yaitu statistik parametrik dan statistik non parametrik.
Statistik Parametrik
Statistik parametrik merupakan statistik yang menuntut terpenuhinya asumsi dasar statistik (asumsi normalitas, asumsi linieritas, asumsi homogenitas, dll).
Statistik Non Parametrik
Statistik non parametrik tidak menuntut terpenuhinya asumsi dasar statistik. Statistik non parametrik merupakan statistik yang model uji statistiknyan tidak menetapkan syarat-syarat tertentu tentang bentuk distribusi parameter populasinya.

Langkah-langkah Analisis Data
Berikut merupakan angkah-langkah analisis data menurut Wagiran (2014:328).
Coding
Dalam tahap ini seorang peneliti memberi kode pada setiap variabel atau item dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitiannya. Tahap ini dilakukan untuk mempermudah peneliti melakukan rekapitulasi data yang telah terkumpul serta mendeteksi kesalahan pemasukan data.
Scoring
Pemberian skor dilakukan dalam rangka menyesuaikan dengan tujuan penelitian dan alat yang digunakan dalam analisis. Misalnya pada skoring angket skor 4 untuk sangat setuju, 3 untuk setuju, 2 untuk tidak setuju, dan 1 untuk sangat tidak setuju.
Tabulating
Tabulasi dimaksudkan untuk melakukan rekap skoring dari masing-masing variabel hingga siap untuk dianalisis lebih lanjut
Analisis Deskriptif
Analisis ini untuk mengetahui lebih lanjut karakteristik masing-masing variabel dengan melakukan representasi data penelitian.
Uji asumsi klasik atau uji prasyarat analisis
Uji asumsi ini dapat berupa uji Normalitas data, Linieritas, Homoskedastisitas, Multikolonearitas atau singularitas
Inferensial analisis
Analisis inferensial merupakan analisis data (sampel) untuk kemudian dilakukan penyimpulan-penyimpulan (inferensi) yang digeneralisasikan kepada seluruh subyek tempat data itu diambil (populasi).

Referensi

Diskusi dalam Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan oleh Dr. Heri Retnawati Wagiran. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Deepublish.

Mixed Methods Research (Metode Penelitian Campuran)


 Pengertian Mixed Methods Research
Mixed methods research atau penelitian campuran merupakan penelitian gabungan dari Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Menurut Creswell (2012), “mixed methods research is an approach to inquiry that combines or associated both qualitative quantitative form of research”. Hal tersebut menunjukkan bahwa mixed methods atau metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang menggabungkan metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif.
Berikut merupakan aspek penting yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu dalam merancang prosedur-prosedur mixed methods research (Creswell, 2012)
Timing (waktu)
Dalam menentukan waktu penelitian, peneliti harus tahu apakah data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan secara bertahap atau langsung dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu. Ketika data dikumpulkan secara bertahap maka harus ditentukan data apa saja yang harus didahulukan. Hal ini tergantung pada tujuan penelitian. Bila data kualitatif dikumpulkan pertama, tujuannya adalah untuk mengeksplorasi topik dengan cara mengamati partisipan di lokasi penelitian. Setelah itu peneliti memperluas pemahamannya melalui tahap kedua, yaitu data kuantitatif, di mana data dikumpulkan dari sejumlah besar partisipan (biasanya sampel dari populasi). Ketika data dikumpulkan secara konkuren, berarti data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan pada waktu yang sama dan pelaksanaannya serempak. Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif secara bersaman dianggap paling efektif karena tidak membutuhkan waktu lama dalam proses pengumpulannya.
Weigting (bobot)
Bobot yang dimaksud dalam merancang prosedur mixed methods adalah prioritas yang diberikan antara metode kuantitatif atau kualitatif. Dalam studi tertentu bobot dapat sama atau seimbang. Dalam beberapa penelitian lain mungkin lebih menekankan pada satu metode. Penekanan pada satu metode tergantung dari kepentingan peneliti, keinginan pembaca dan hal apa yang ingin diutamakan oleh peneliti.
Mixing (campuran)
Mencampur berarti data kualitatif dan kuantitatif benar-benar dileburkan dalam satu end of continuum, dijaga keterpisahannya dalam end of continuum yang lain atau dikombinasikan dengan beberapa cara. Dua data bisa saja ditulis secara terpisah namun keduanya tetap dihubungkan satu sama lain selama tahap-tahap penelitian. Peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren dan menggabungkan database keduanya dengan mentransformasikan tema-tema kualitatif menjadi angka-angka yang bisa dihitung secara statistik dan membandingkan hasil penghitungan ini dengan data kuantitatif deskriptif. Dalam hal ini pencampuran menggabungkan dua database dengan meleburkan secara utuh data kuantitatif dengan data kualitatif. Atau dalam hal lain, peneliti tidak menggabungkan dua jenis metode penelitian yang berbeda tetapi sebaliknya peneliti justru tengah menancapkan (embedding) jenis data sekunder (kualitatif) ke dalam jenis data primer (kuantitatif) dalam satu penelitian.
Teorizing (teori)
Faktor terakhir yang perlu diperhatikan dalam merancang mixed method adalah perspektif teori apa yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan proses/tahap penelitian. Perspektif ini bisa berupa teori ilmu-ilmu sosial atau perspektif-perspektif teori lain yang lebih luas. Dalam mixed methods research, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian untuk membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang berpartisipasi dalam penelitian, bagaimana data dikumpulkan dan implikasi-implikasi apa yang diharapkan dari penelitian.

Tujuan Mixed Methods Research
Tujuan mixed methods research adalah untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik dibandingkan dengan hanya menggunakan salah satu pendekatan saja, misalnya menggunakan pendekatan kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja). Dengan menggunakan metode ini akan diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Metode ini digunakan untuk menangani tingkatan yang berbeda dalam satu sistem. Temuan dari setiap tingkatan dipadukan untuk merumuskan interpretasi menyeluruh.

Strategi Mixed Methods Research
Berikut merupakan enam macam strategi dalam mixed methods research (Creswell, 2012).
Strategi Eksplanatoris Sekuensi
Pada strategi ini terjadi pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama diikuti oleh pengumpulan data dan analisis data kualitatif pada tahap kedua yang dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif.
Strategi Eksploratoris Sekuensi
Strategi ini melibatkan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap pertama, yang kemudian diikuti oleh pengumpulan data kuantitatif pada tahap kedua yang didasarkan hasil tahap pertama. Fokus utama dalam strategi ini adalah mengeksplorasi suatu fenomena.
Strategi Transformatif Sekuensial
Pada strategi ini terdapat proyek dua tahap dengan prespektif teoritis tertentu (seperti gender, ras, teori ilmu sosial) yang turut membentuk prosedur-prosedur di dalamnya. Startegi proses pencampuran terjadi ketika peneliti menggabungkan antara dua metode penelitian, seperti yang telah dijelakan sebelumnya.
Strategi Triangulasi Konruen
Pada strategi ini peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu, kemudian membandingkan kedua database tersebut untuk mengetahui apakah ada konvergensi, perbedaan-perbedaan atau beberapa kombinasi. Pencampuran pada strategi ini terjadi ketika peneliti sampai pada tahap interpretasi dan pembahasan. Pencampuran tersebut dilakukan dengan melebur dua data penelitian menjadi satu atau dengan mengintegrasikan atau mengkomparasikan hasil dari kedua data tersebut.
Strategi Embedded Konruen
Perbedaan strategi ini dengan strategi sebelumnya adalah startegi embedded konkuren memiliki metode primer yang memandu proyek dan database sekunder yang memainkan peran pendukung dalam prosedur penelitian. Metode sekunder yang kurang diproritaskan  ditancapkan ke dalam metode yang lebih dominan. Dalam strategi ini pencampuran dua data terjadi ketika peneliti membandigkan sumber data yang satu dengan yang lain. Pada umunya pencampuran ini muncul pada pembahasan penelitian.
Strategi Transformatif Konruen
Pada strategi ini terjadi pengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara serempak serta didasarkan pada prespektif teoritis tertentu. Proses pencampuran dalam strategi ini terjadi ketika peneliti melebur, menguhubungkan dua data yang berbeda.

Prosedur Pengumpulan Data Mixed Methods Research
Prosedur pengumpulan data mixed methods research penting untuk mengidentifikasi strategi-strategi sampling dan pendekatan-pendekatan dalam memvalidasi data, seperti mengidentifikasi dan menentukan jenis data baik kuantitatif maupun kualitatif yang dikumpulkan selama penelitian; mengetahui data kualitatif, karena sering dipilih dengan random sampling agar masing-masing individu memiliki kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel; dan dapat digeneralisasikan pada populasi secara luas. Tipologi lima sampling mixed methods research, yaitu:
Strategi dasar, di dalamnya sampling kuantitatif dan sampling kualitatif dikombinasikan (startified purposeful sampling dan porposive random sampling).
Sampling sekuensial, di dalamnya tahap pertama melengkapi sampling tahap kedua.
Sampling konkuren, di dalamnya probabilitas kuantitatif dan sampling kualitatif dikombinasikan menjadi prosedur-prosedur sampling independen atau diterapkan secara bersamaan seperti instrumen survei dengan respons tertutup dan respons terbuka.
Sampling multilevel, di dalamnya sampling yang diterapkan pada dua atau lebih unit analisis.
Sampling kombinasi, yang menerapkan bentuk kombinasi dengan strategi-strategi metode campuran sebelumnya.

Analisis Data Mixed Methods Research
Analisis data dalam mixed methods research sangat berkaitan dengan strategi yang dipilih. Analisis data dapat dilakukan berdasarkan pendekatan kuantitatif (analisis angka-angka secara deskriptif dan inferensial) dan kualitatif (deskripsi dan analisis teks atau gambaran secara tematik), atau antara dua pendekatan ini. Berikut merupakan beberapa analisis data mixed methods research.
Transformasi data
Mengeksplorasi outlier-outlier
Membuat instrumen
Menguji level-level ganda
Membuat matriks/tabel.

Referensi
 John W. Creswell. 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif & Mixed Methods. Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Nugroho Ponco. PENELITIAN CAMPURAN KUANTITATIF-KUALITATIF
 DISAIN EMBEDED. https://www.scribd.com/doc/138729437/RANGKUMAN-Review-Mixed-Methods-Research-copy (diakses pada tanggal 25 November 2015).

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengertian Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu faktor penting untuk tercapainya keberhasilan dalam penelitian. Menurut Wagiran (2015: 229) teknik dalam pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa macam antara lain observasi, wawancara, angket, tes dan dokumentasi.

Berbagai Macam Teknik Pengumpulan Data

Macam-macam Teknik Pengumpulan Data

Observasi
Observasi meliputi kegiatan pengamatan dan pencatatan pola perilaku orang, objek dan kejadian dalam suatu cara sistematis untuk mendapatkan informasi tentang fenomena-fenomena yang diamati (Wagiran, 2015:235). Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila: (1) sesuai dengan tujuan penelitian, (2) direncanakan dan dicatat sistematis, (3) dapat dikontrol reliabilitas dan validitasnya.
Jenis-jenis observasi dapat dibedakan menjadi observasi partisipan-nonpartisipan, observasi tersembunyi-terang-terangan, observasi berstruktur-tidak berstruktur.

Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi dari sumber yang diwawancarai. Wawancara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam wawancara terstruktur pewawancara telah mempersiapkan sederetan pertanyaan yang nantinya akan diberikan kepada interviewee.

Angket
Angket merupakan sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.

Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dukumen-dokumen. Keuntungan menggunakan dokumentasi adalah biaya relatif sedikit, waktu dan tenaga lebih efisien. Sementara itu kelemahannya, data yang diperoleh dengan dokumentasi cenderung sudah lama, dan kalau ada bisa jadi salah cetak, maka peneliti ikut salah pula dalam mengambil data. Selain itu data-data yang dikumpulkan dengan dokumentasi cenderung merupakan data sekunder.

Tes
Tes adalah serentetan peranyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu maupun kelompok.

Menentukan dan Memilih Teknik Pengumpulan Data
Secara garis besar penentuan teknik pengumpulan data dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
(1)   Tujuan penelitian. Hal ini akan menentukan jenis dan macam variabel yang ikut menentukan metode apa yang tepat untuk mengumpulkan datanya.
(2)   Sampel penelitian. Apabila sampelnya besar tentu akan lebih cocok menggunakan angket daripada wawancara.
(3)   Karakteristik responden. Bila sampelnya petani dengan pendidikan rendah akan lebih cocok menggunakan wawancara daripada angket.
(4)   Lokasi. Bila lokasi penelitian luas maka lebih cocok dengan menggunakan angket.
(5)   Pelaksana. Bila respondennya sedikit dan pelaksana relatif banyak akan lebih cocok dengan wawancara atau observasi.
(6)   Biaya dan waktu. Walaupun hasilnya akan lebih baik bila dilakukan wawancara atau observasi, namun dengan keterbatasan peneliti harus puas hanya dengan angket.
(7)   Data. Jika diinginkan hasil yang lebih dalam, wawancara merupakan teknik yang cocok.

Referensi
Wagiran. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Deepublish.



Jumat, 27 November 2015

Euforia Wisuda

Seharusnya malam ini tugas saya menyusun teknik analisis data untuk tugas mata kuliah metodologi penelitian pendidikan. Namun entah kenapa saya sedikit merasakan kembali euforia ketika wisuda Juni 2015 kemarin setelah melihat beberapa teman yang memposting foto pelepasan wisuda menjelang wisuda esok hari. Akhirnya saya putuskan untuk menulis ini. Sekedar curhat, dan maaf jika terlalu emosional.
Wisuda. Tadinya saya rasa wisuda tidaklah sebegitu keren untuk dibahas. Apalah arti wisuda jika setelah wisuda saya masih bingung mau ngapain atau kerja dimana dan lain sebagainya. Sampai-sampai jujur, beberapa bulan setelah wisuda pun saya ngga berani memposting foto wisuda saya. Kenapa? Ya, saya terbebani dengan opini orang. Apa yang akan saya jawab ketika mereka bertanya target kamu selanjutnya apa? Mau kerja dimana? Atau mau nikah? Aduuuh, saya termasuk orang yang sedikit anti untuk berkoar-koar mengenai rencana hidup saya. Hehe. Meskipun saat itu saya memang sudah berencana untuk melanjutkan studi saya. Namun, mendaftar program pasca tidak secepat itu dinyatakan diterima. Harus ada serangkaian prosedur dan itu berbulan-bulan. Dan saat itu kondisi saya setelah wisuda tidak bekerja dan belum ada kepastian apakah saya diterima di program pasca atau tidak. Ya, pada intinya saya tidak memposting hari bahagia saya karena ketakutan akan pertanyaan yang saya duga akan mengalir deras. Hehe.
Namun tadi pagi, salah satu teman saya yang akan diwisuda besok datang ke kost saya. Dia tampak bahagia sekali. “Beb, Ya Allah akhirnya besok aku diwisuda” dengan gaya kegirangan. Ngga tau kenapa dari tadi pagi saya kepikiran tentang wisuda. Menjadi wisudawan tentu impian setiap mahasiswa. Tapi kenapa saat itu saya merasa, ah biasa saja. Apakah mungkin karena saya diberikan kemudahan untuk lulus lebih cepat dari teman-teman sehingga saya menganggap itu hal biasa. Jika itu benih sombong, Ya Allah astagfirullohaladzim, mohon ampun Ya Allah. Tapi semoga tidak, karena kembali di awal, rasanya tidak begitu membanggakan bagi saya ketika lulus tapi belum jelas mau seperti apa setelahnya. Daaaan setelah pertemuan saya dengan teman saya tadi, saya sedikit tersadar. Mau kamu udah kerja sebelum wisuda, mau kamu uda dapet beasiswa sebelum lulus, wisuda tetaplah salah satu prosesi sakral yang akan terjadi sekali seumur hidup (selama S1). Ada kebahagiaan mendalam disana karena kamu berhasil melewati masa-masa mulai tidak mengenal kalkulus dan harus belajar aljabar, aljabar abstrak, analisis real, statistika lanjut, dan teman-temannya. Ada kebahagiaan disana ketika kamu akhirnya bisa melewati masa tangismu karena ngga tau analisis real itu apa. Ada kebahagiaan disana ketika kamu akhirnya bisa melewati masa tangismu karena  ngga bisa ngerjain soal ujian. Dan satu hal yang paling membahagiakan ketika melihat Bapak dan Ibu tersenyum di deretan bangku wali mahasiswa melihat anaknya akhirnya lulus.



Foto di atas saya temukan tadi sore di dalam folder foto pada saat saya wisuda. Entah foto itu diambil saat momen apa. Tapi melihat foto itu tadi saya sempat rada mau nangis. Hehe maklumlah saya mungkin orang paling gampang nangis kalau membahas masalah orang tua. Yang di belakang saya itu Bapak dan Ibu saya. Ngga tau kenapa saya seneng banget dengan foto itu. Rasanya foto itu menggambarkan posisi saya. Saya di depan karena dorongan dan support Bapak dan Ibu di belakang saya. Artinya saya mau sehebat apapun, tentu lebih hebat Bapak dan Ibu saya. Saya bersyukur dititipkan Allah kepada beliau untuk menjaga dan mendidik saya. Mereka yang rela bekerja ngga kenal lelah untuk memberikan kehidupan dan pendidikan yang layak bagi saya dan kedua adik saya. Saya teringat ketika skripsi saya belum rampung, Ibu sudah menyuruh saya menjait kebaya. Katanya biar jadi motivasi buat saya biar segera lulus. Ketika saya masih sibuk bimbingan skripsi, Ibu sudah mempersiapkan kebaya buat saya, dan baju untuk adik-adik saya. Ibu begitu bersemangat merancang kebaya yang akan saya pakai. Kalau teman-teman liat kebaya saya, itu hasil rancangan Ibu. Dan saya nyaman pakainya. Adik-adik saya rela bolos sekolah karena Ibu yang bilang kalau it will only happens once selama saya kuliah di program sarjana. Bapak saya yang sebenarnya orangnya ngga sabaran rela nunggu panas-panasan dan lama karena selepas wisuda saya harus bertemu teman-teman yang udah menyempatkan datang di wisuda saya. Point lain yang saya rasakan dan sadari sekarang adalah dimana momen wisuda itu menunjukkan betapa banyaknya orang-orang yang sayang dan peduli dengan kamu ternyata. Anw sebenarnya saat saya wisuda saya habis patah hati hehehe. Tapi rasanya sakit karena patah hatinya hilang karena sadar bahwa ternyata ada banyak orang yang sayang sama kita. Kaya lagunya Melly Goeslaw, ternyata tanpamu langit masih biru. Hehe. Jadi mungkin yang merasa ngga punya “pendamping” buat wisuda. Santai saja lah gaes. Ngga akan mengurangi kebahagiaanmu J
Anw, selamat untuk teman-teman yang akan diwisuda besok. Semoga keberkahan selalu menyertai kalian. Dan doakan saya agar tahun depan bisa diwisuda lagi. Amiin JJ

  

Senin, 23 November 2015

Metodologi Penelitian Pendidikan: Teknik Sampling

Teknik Sampling
Venti Indiani | 15709251057

Teknik sampling merupakan salah satu tahapan yang penting dalam penelitian. Pada tahap ini peneliti mengadakan observasi yang digunakan untuk menyimpulkan sesuatu dari sebuah populasi. Akan tetapi dalam prosesnya banyak terdapat kendala baik waktu, tenaga, dan biaya. Maka untuk meminimalisir kendala tersebut dilakukanlah teknik sampling. Teknik sampling merupakan cara untuk mengambil bagian dari populasi yang telah ditentukan (Wina, 2013:228). Jika berbicara mengenai teknik sampling tentu tidak terlepas dari populasi dan sampel. Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti. Sementara itu sampel adalah subset dari populasi. Secara garis besar teknik sampling dibedakan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probablity Sampling.
 
Macam-macam Teknik Sampling

Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Fraenkel dalam Wina (2013: 228), “population is the group of interest to the researcher, the group to whom the researcher would like to generalize the result of study.” Jadi populasi merupakan suatu kelompok yang menjadi perhatian peneliti, kelompok yang berkaitan dengan untuk siapa generalisasi hasil penelitian berlaku. Sementara itu sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai representative dari populasi, artinya sampel yang diambil harus mewakili populasi.

Ilustrasi Populasi dan Sampel


Tahapan Proses Sampling
Mendefinisikan karakteristik populasi yang ingin diteliti
Menentukan sampling frame / kerangka sampling, set / kumpulan item atau kejadian yang mungkin diukur
Menentukan metode sampling untuk memilih item atau kejadian dari kerangka / frame
Menghitung ukuran sample
Melaksanakan sampling berdasarkan perencanaan yang dibuat
Pengambilan sampling dan data
Mereview proses sampling

  
Teknik Pengambilan Sampel
Secara garis besar teknik sampling dibedakan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probablity Sampling. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing jenis teknik sampling.

Probability Sampling
Probability sampling adalah metode sampling dimana setiap elemen populasi memiliki peluang dipilih menjadi sampel, dan nilai peluang dapat diukur secara akurat. Probability sampling dibagi menjadi beberapa jenis sampling, yaitu:

Simple Random Sampling
Menurut Wagiran (2013: 201) Simple Random Sampling adalah suatu cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Contoh kasus :
1) Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
2) Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai berikut: (1) Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300). (2) Tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).  (3) Tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %) (4) Tentukan skema penggunaan label random numbers (Misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers. (5) Tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.


Systematic Random Sampling
Menurut Wagiran (2013: 202) Systematic Random Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini dipergunakan bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
Keuntungan: (1) Perencanan dan penggunaanya mudah. (2) Sampel tersebar di daerah populasi.
Kerugian: Membutuhkan daftar populasi.

Stratified Random Sampling
Teknik Stratified Random Sampling digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Metode ini proses 2 langkah dimana populasi dibagi menjadi sub populasi/tingkatan. Dalam metode ini peneliti harus mengetahui bahwa dalam populasi ada strata, kelas, atau lapisan.
Contoh:
Kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥ 4-6 tahun). Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi tersebut di atas.
Cara pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 . 8.
Kelompok C adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.
Keuntungan: (1) Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.
Kerugian: (1) Daftar populasi setiap strata diperlukan. (2) Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

Multiple Stage Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (wagiran,2012).
Contoh:
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih. Misalnya: provinsi à kabupaten à Kecamatan à desa à Lingkungan à KK. Misalnya kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan perhitungan, maka jumlah sampel yang akan diambil ± 2000
Cara ini dipergunakan bila populasinya cukup homogen, jumlah populasi sangat besar, populasi menempati daerah yang sangat luas, biaya penelitian kecil
Keuntungan: (1) Biaya transportasi kurang
Kerugian: (1) Prosedur estimasi sulit. (2) Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih cermat.

Claster Random Sampling
Teknik Claster Random Sampling digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu negara, propinsi, atau kabupaten (Wagiran, 2012).
Contoh:
Misalnya ingin meneliti gambaran karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK USU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah satu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua semua mahasiswa yang berada pada tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster).
Keuntungan: (1) Tidak memerlukan daftar populasi. (2) Biaya transportasi kurang
Kerugian: (1) Prosedur estimasi sulit.


Non Probablity Sampling
Non Probablity Sampling merupakan metode sampling yang tidak dapat ditentukan dengan akurat peluang terpilihnya elemen populasi. Metode ini menitikberatkan pada asumsi pemilihan elemen terkait dengan fokus populasi, yang kemudian mempengaruhi kriteria pemilihan sampel. Pada metode ini tidak dapat dihitung estimasi kesalahan sampling karena pemilihan sampel tidak random. Contoh: Sekelompok mahasiswa melakukan wawancara pada tiap orang yang pertamakali membuka pintu di suatu perumahan. Pada rumah yang berpenghuni lebih dari satu maka yang terjadi adalah non probability sample, karena akan ada lebih dari satu orang yang mungkin membuka pintu, dan sangat sulit menghitung probabilitasnya.

Quota Sampling
Pada teknik ini peneliti menentukan jumlah responden sebagai sampel. Mereka menemui dan mengambil data yang diperlukan, sampai jumlah yang ditentukan tercapai. Misalnya seorang peneliti menentukan sampel sebesar 100 maka peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan sebanyak 100 orang.

Convenience Sampling
Dalam teknik ini yang dijadikan sampel adalah orang atau benda yang mudah ditemui atau berada pada ruang dan waktu yang tepat, serta mudah dijangkau.

Purposive Sampling
Dalam teknik ini pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pandangan atau pertimbangan dari  penelitinya saja dengan tujuan tertentu. Dengan syarat bahwa sampel telah dianggap mewakili populasi yang ditetapkan. Contoh: peneliti memilih guru-guru tertentu untuk mendapatkan model pembelajaran yang sesuai.

Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan karena jumlah populasi relatif kecil (kurang dari 30 orang).

Snowball Sampling
Menurut Wagiran (2013: 210) tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menafsirkan karateristik yang jarang terjadi dalam populasi. Dikatakan snowball karena seorang peneliti menentukan seseorang untuk menjadi sampel atas dasar rekomendasi seseorang yang telah menjadi sampel sebelumnya. Misalnya peneliti menentukan A sebagai sampel. Kemudian A merekomendasikan B dan C sebagai sampel. Setelah dilakukan wawancara C merekomendasikan E dan F sebagai sampel, begitu seterusnya.


Referensi:
Diskusi dalam Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan oleh Dr. Heri Retnawati
Wagiran. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Deepublish.
Wina Sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur.Jakarta: Kencana.
Nasution. Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. (http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf)

http://aeunike.lecture.ub.ac.id/files/2013/11/6-Metode-Sampling.pdf

Minggu, 22 November 2015

Filsafat Ilmu: Aku Tak Mampu Lari dari Fenomena Comte

Assalamualaikum wr. wb.

Berikut saya sajikan sebuah tulisan dengan tema “Aku Tak Mampu Menghindari Dahsyatnya Fenomena Comte” untuk memenuhi tugas Filsafat Ilmu yang diampu oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A. Mohon maaf jika ada kesalahan atau kata-kata yang tidak berkenan di hati pembaca. Kritik dan saran sangat penulis harapkan. Namun semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca semua, terutama menambah semangat dan motivasi bagi teman-teman sejawat yang saat ini sedang berjuang membaca elegi untuk menambah wawasan dalam belajar filsafat ilmu.


Aku Tak Mampu Menghindari Dahsyatnya Fenomena Comte
Venti Indiani | 15709251057

Siang-siang di bawah pohon diterpa sepoi-sepoinya angin si Daksa termenung, memikirkan nasibnya yang hampir diambang kegagalan berfilsafat. Dalam hatinya berkali-kali ia mengumpat dirinya sendiri yang tidak bisa memanajemen waktu dengan baik. Rupanya dirinya sedang galau karena ia belum banyak membaca elegi dalam blog Sang Begawat sehingga komen-komen yang dibuatnya pun masih minim sekali. “Ah aku terancam gagal. Bodohnya diriku. Tak memanfaatkan waktu dengan baik. Huhh!”. Dalam kegalauannya tiba-tiba muncul Sang Bagawat sehingga mengagetkannya.

Begawat
Ada apa kiranya kamu melamun di sini wahai anak muda?

Daksa
Anu, anu, anuuuu.. begawat..ini tidak sedang apa-apa.

Begawat
Daripada kamu di sini termenung begitu, selesaikan saja kewajibanmu. Bukankah kewajibanmu sudah mendekati deadline? Jangan sampai kamu menyesal.

Daksa
Tolonglah Begawat, beri kami perpanjangan waktu lagi. Plis....

Begawat
Hahh? Aku sudah memberimu waktu dari awal perkuliahan bukan?

Daksa
Maafkan kami Begawat. Kami terlalu sibuk Begawat.

Begawat
Coba jabarkan kesibukanmu wahai anak muda.

Daksa
Pagi hari kami kuliah, Begawat. Ya mungkin di kampus sampai siang atau sore. Setiba kami di rumah, kami buka-buka HP kami. Kami sibuk membaca recent update di BBM, kami sibuk membuat caption yang pas untuk foto yang akan kami posting di Instagram, kami sibuk cek in di Path, kami sibuk chat di whatshapp, kami sibuk main game COC. Ya tak terasa satu jam, dua jam, tiga. Setelah itu tak terasa kami tidur dan bangun tau-tau sudah pagi Begawat. Sampai-sampai terkadang kami lupa tugas kami, kami lupa ibadah kami.

Begawat
Segeralah minta ampun wahai anak muda. Banyak-banyaklah beristigfar. Sebenar-benarnya kamu sedang terjangkit dahsyatnya fenomena Comte.

Daksa
Apa itu fenomena Comte, Begawat?

Begawat
Bukankah minggu lalu kita sudah membahas ini?

Daksa
Mohon ampun Begawat. Mungkin ketika itu pikiranku kemana-mana. Aku sibuk memikirkan yang seharusnya tidak aku pikirkan di kelas. Aku risau karena tidak bisa membuka HP ketika perkuliahan, aku sibuk memikirkan game online ku. Aku mohon ampun Begawat.

Begawat
Segeralah minta ampun wahai anak muda. Banyak-banyaklah beristigfar.

Daksa
Lalu bagaimana Begawat, aku belum banyak membaca elegimu. Aku belum banyak membuat komen. Aku bingung aku harus bagaimana. Ketika aku di rumah, aku sudah berniat membaca blog. Tapi ada chat masuk, akhirnya aku lupa membaca blog. Ketika aku sudah mau membaca lagi, eh ada teman mengomentari postinganku di Instagram, akhirnya aku kelupaan karena asik dengan Instagramku.

Begawat
Segeralah minta ampun wahai anak muda. Banyak-banyaklah beristigfar. Manfaatkan sisa waktu sebelum deadline sebelum nantinya kau menangis karena kegagalanmu. Jangan sampai dirimu hanya berlarut-larut dalam lubang penyesalan masa lalu mu.

Daksa
Baiklah Begawat. Tapi ngomong-ngomong fenomena Comte yang tadi Begawat katakan apa artinya?

Begawat
Coba kau ulangi lagi apa yang membuat dirimu abay terhadap kewajibanmu.

Daksa
Pagi hari kami kuliah, Begawat. Ya mungkin di kampus sampai siang atau sore. Setiba kami di rumah, kami buka-buka HP kami. Kami sibuk membaca recent update di BBM, kami sibuk membuat caption yang pas untuk foto yang akan kami posting di Instagram, kami sibuk cek in di Path, kami sibuk chat di whatshapp, kami sibuk main game COC. Ya tak terasa satu jam, dua jam, tiga. Setelah itu tak terasa kami tidur dan bangun tau-tau sudah pagi Begawat. Sampai-sampai terkadang kami lupa tugas kami, kami lupa ibadah kami.

Begawat
Itulah sebenar-benarnya fenomena Comte dalam dirimu wahai anak muda. Engkau dibuat abay dengan kewajibanmu karena candu teknologi. Kau dibuat sampai lupa dengan ibadahmu karena kecanduanmu yang berlebihan pada media sosial. Segeralah beristigfar dan meminta ampun pada Tuhanmu. Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah bertaubat setelah mengetahui kesalahannya.


Kini aku melihat betapa dahsyatnya fenomena Comte yang menyerang keseharianku. Dalam sudut pandang positif, banyak hal menjadi mudah dengan adanya fenomena Comte. Aku bisa berkomunikasi dengan kerabat jauhku, aku bisa mencari informasi apapun dengan cepat. Namun terkadang kemudahan itu membuatku terlena pada kenyamanan sehingga aku abay terhadap kewajibanku. Astagfirullohhaladzim. Aku mohon ampun atas dosaku Ya Allah. Aku mohon ampun. Kini aku belajar bagaimana seharusnya aku bijak menyikapi fenomena Comte. Semoga Allah yang Maha Baik selalu mempermudah diriku untuk bersikap bijak pada ganasnya Fenomena Comte.

Terimakasih,

Wassalamualaikum wr.wb.