Tanya
Jawab Filsafat “Membangun Filsafat, Menembus Ruang dan Waktu”
Venti
Indiani | 15709251057
Assalmualaikum
warohmatullohi wabarokatuh
Berikut
merupakan refleksi dari pertemuan ke tujuh sesi kedua perkuliahan Filsafat Ilmu
oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A. hari Selasa, 27 Oktober 2015 pukul 11.10 - 12.50
WIB di R. 305B Gedung Lama Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Sesi
kedua berisi kegiatan tanya jawab antara mahasiswa dengan Prof. Dr. Marsigit,
M.A dengan tema “Membangun Filsafat, Menembus Ruang dan Waktu”. Berikut
merupakan rangkuman dari sesi tanya jawab:
Pertanyaan 1 (Sdri. Azmi Yunianti)
Beberapa
kali mengikuti ujian filsafat, nilai yang didapatkan memprihatinkan. Menjawab
dengan berfikir saja salah, apalagi tidak? Sebenarnya apakah yang salah, apakah
karena pikiran atau bagaimana?
Tanggapan Prof. Marsigit M.A
Mendapatkan
nilai yang jelek itu adalah benar di dalam filsafat. Nilai yang jelek itu merupakan
contoh dari Fallibilisme. Fallibilisme adalah prinsip filosofis bahwa manusia
bisa salah. Istilah ini diambil dari kata latin abad tengah Fallibilis. Konsep
ini sangat penting bagi ilmu pengetahuan dikarenakan ilmu pengetahuan mencari
validitas kebenaran. Melalui paham tersebut memberikan pemaham kita sebagai
pendidik ketika mendapatkan “anak yang melakukan kesalahan” merupakan “kebenaran
dalam filsafat” karena berdasarkan faham Fallibilisme “Salah itu benar dalam
filsafat”. Terkait dengan nilai yang
belum meningkat merupakan pertanda bahwa “Anda Masih perlu memperbanyak Bacaan”
karena dalam tes ini bukan hanya mengukur kemampuan tetapi sebagai pembelajaran
bahwa ternyata menyadari bahwa aku belum
faham itu penting. Oleh karena itu agar nilai dapat meningkat maka
tingkatkanlah bacaan sehingga nantinya dapat berfikir isomorfis dengan Prof.
Marsigit. Berfikir isomorfis merupakan pemikiran yang sepadan yang
menggambarkan pemetaan satu-satu. Contohnya pemikiran seseorang mengatakan
bahwa Indonesia ada Jakarta, di benua Kutub ada beruang merupakan contoh
pemikiran Isomorfis. Setiap orang dapat mengatakan apa yang difikirkannya
kecuali orang yang mabuk atau gila. Tujuan diadakannya tes jawab singkat adalah
agar seseorang dapat rendah hati dalam bidang keilmuan. Namun perlu diketahun
bahwa rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Rendah hati maksudnya adalah
agar seseorang tidak merasa sombong dalam menuntut ilmu. Di dalam tingkatan
normatif pemikiran ketika seseorang yang merasa sombong dalam dirinya maka
seseorang tersebut telah terkena mitos. Kerena setinggi-tingginya pemikiran
maka ancamannya adala mitos. Kerena dalam berpikir seseorang mempunyai batas
yaitu Spiritual. Ada kalanya seseorang ketika berada dalam tingktan spiritual
maka pikiran seseorang harus terhenti
dan diturunkan ke hati, contohnya ketika proses ibadah (doa). Doa yang
diteruskan dari pemikiran yang terhenti akan diteruskan ke hati sehingga akan
diambil alih oleh Sang Maha Kuasa.
Pertanyaan 2 (Sdri. Evvy Lusiana)
Bagaimana
pandangan filsafat tentang pemimpin yang sesuai dengan ruang dan waktu?
Tanggapan Prof. Marsigit M.A
Mengenai
pemimpin berarti ada pemimpin dan ada yang dipimpin termasuk struktur dunia yang
lengkap berdimensi. Tingkatan pemimpin lebih tinggi dibandingkan dengan
tingkatan orang yang dipimpin. Pemimpin
merupakan dewa bagi orang yang dipimpin. Sehingga Logika Para Dewa berarti Logika
Para Pemimpin. Contohnya kamu merupakan dewa bagi adekmu dan adekmu merupakan
transenden bagi dirimu. Sehingga divisualisasikan dalam bentuk perwayangan atau
cerita sehingga berbicara yang berkaitan dengan Para Dewa pun sebenarnya juga
berstruktur seperti ada Dewa Raja, ada Dewa Prajurit, ada Dewa Perdana Menteri,
ada Dewa Lurah dan seterusnya. Oleh karena itu, masing-masing memiliki logika
Para Dewa, kontradiksi Para Dewa, kesalahan Para Dewa dan seterusnya. Mengenai
pemimpin yang sesuai dengan ruang dan waktu yang baik berarti dapat
dianalogikan sebagai hubungan antara subyek dan predikat yang mempunya dimensi
yang lebih tinggi. Pemimpin adalah subyek yang tugasnya sebagai pemimpin adalah
predikat. Menjadi pemimpin yang baik
harus memenuhi dimensi yang lebih tinggi maka pikiran lebih luas dan
dalam serta pengalaman yang lebih luas dan mendalam. Baik secara fisik seorang
pemimpin harus kuat. Sebenar-benar hidup adalah peningkatan dimensi menuju
dimensi yang lebih baik. Manusia hidup menuju dimensi yang lebih baik di garis
yang lurus di siklik yang berputar. Pada perputaran siklik ada fase dimana
manusia lupa ketika telah lanjut usia dan kembali ke sifat kekanak-kanakan. Fase
siklik dari kehidupan yang terluar adalah adalah spiritual. Fase siklik inilah
yang tidak dimiliki oleh negeri Barat. Fase siklik negeri Barat merupakan
diagram lurus (open ended) yang memiliki ended yang terbuka sehingga tidak
mengerti hidupnya mau kemana ujungnya mau kemana dan tujuannya kemana. Siklik
terluar di negeri kita adalah Spriritualitasme yang berpengang teguh pada
keyakian masing-masing dan dipayungi oleh spriritualisme masing-masing. Sehebat-hebat
pikiran maka berhentilah dan mulai mengambil air wudhu kemudian sholat bagi
umat muslim dan beribadah yang lain sesuai dengan keyakinan agama
masing-masing. Sebenar-benar manusia adalah tidak ada yang lengkap dan sempurna.
Misalnya penglihatan manusia yang tidak lengkap merupakan sifat yang harus
disyukuri sebab jika manusia memiliki penglihatan yang lengkap maka manusia
tidak akan hidup dengan tenang. Sehingga sebenar-benar manusia memiliki sifat
determinis yang merupakan menentukan yang ditentukan merupakan dipilih sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
Pertanyaan 3 (Sdri. Tri Rahma
Silviani)
Bagaimanakan
agar dapat menembus ruang dan waktu itu dengan ikhlas?
Tanggapan Prof.Marsigit M.A
Caranya
adalah sesuai dengan hukum Tuhan dan SunnatullahNya beserta kondratnya yang
dimana ikhlas juga termasuk kodratNya. Maka definisi ikhlas menurut Beliau
dimulai dari level bawah dari spiritual dalam filsafat merupakan keikhlasan itu
menembus ruang dan waktu. Maka sebenar-benar keikhlasan menembus ruang dan
waktu adalah keikhlasan itu sendiri. Karena keihlasan merupakan salah satu
kodrat Tuhan maka jalanilah hidup ini sesuai dengan kodratnya. Ketika ada
pemaksaan kehendak itulah yang disebut tidak ikhlas dimana keadaan yang salah
dalam menembus ruang dan waktu. Membangun hidup yang sebenar-benar sesuai
dengan ruang dan waktu adalah dengan melakukan silaturahim, komunikasi,
kemandirian dan hal lainnya dengan ikhlas agar dapat menembus ruang dan waktu
dengan benar.
Pertanyaan 4 (Sdi. Fitriani)
Apa
bedanya Para Dewa dengan Power Now?
Tanggapan Prof Marsigit, M.A
Ayam
itu Dewanya Cacing
Cacing
itu Dewanya Tanah
Kakak
Dewanya Adeknya
Engkau
Dewa dari Kendaraamu
Mentri
merupakan Dewanya Dosen
Pengulu
merupakan Dewa pernikahan
Maka
sebenar-benar yang dimaksud oleh para Dewa adalah subjeknya. Sehingga di dunia
ini Amerika itu merupakan negara Dewa. Sama halnya dengan Rusia dan Cina
merupakan negara para dewa karena memiliki senjata nuklir yang dimana bisa atau
mampu menghancurkan sebuah negara. Sehingga kumpulan ilmu politik, sosio
politik, dan seterusnya jadilah istilah
POWER NOW yang dibuat oleh negara dewa tersebut. Dimulai dengan
peradaban harkaik yang merupakan kehidupan manusia pada zaman batu kemudian
Tribal yang merupakan masyarakat pedalaman dilanjutkan tradisional, modern dan
Power Now. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dewanya adalah Barrack Obama
sedangkan Power Now adalah kekuasaan dari negara Dewa tersebut.
Pertanyaan 5 (Sdi.Nur Afni)
Apa
bedanya Power Now dengan Multifaced?
Tanggapan Prof. Marsigit M.A,
Multifaced
itu digambarkan denga orang yang super maka tidak cukup kalau wajahnya cuma
satu. Sehingga yang dilakukan oleh super power dalam perwayangan yaitu Prabu
Rahwana dengan banyak muka sehingga dikatakan Dasa Muka. Dasa muka meunjukkan
hidup yang standar ganda. Jika mukanya satu maka standarnya satu kalau mukanya
10 maka standarnya 10 untuk memanipulasi ruang dan waktu. jangankan mukanya 10,
orang yang mukanya 1 saja bisa punya banyak standar. Oleh karena itu, di daerah
bergaul dengan negara-negara Super Power dan sebagainya selalu menerapkan
standar ganda. Standar ganda merupakan dua sisi yang berlainan seperti disisi
lain ingin membantu namun di sisi lain ingin mengambil keuntungan. Sehingga
sebenarnya menggambarkan standar ganda dengan menggunakan kata ganda pun tidak
cukup sehingga diganti multistandar. Dalam dunia perwayangan dunia jahat
dikalahkan oleh kebaikan diibaratkan dengan Prabu Wijaya yang dibantu oleh
Hanoman. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari pun kita tidk boleh hanya
berperan satu atau dua saja dalam hidup ini. Tentu bagaimana mimik muka
disesuaikan dengan keadaan dan tentu sesuai dengan ruang dan waktu.
Pertanyaan 6 (Sdri. Retno Kusuma Dewi)
Bagaimanakah
filsafat memandang perbedaan agama?
Tanggapan Prof Marsigit M.A.,
Perbedaan
agama merupakan suatu hal yang berdimensi dan berlevel. Sesuai dengan
tingkatannya yaitu Material, Formal, Normatif dan Spiritual. Masing-masing
mempunyai dimensi dan level yang sesuai dengan ruang dan waktu. Seperti halnya
ibadah, seorang muslim tidak dapat mengajak seseorang yang beragama lain untuk
mengikuti ibadah ke masjid, begitu juga sebaliknya. Ibadah jika diturunkan akan
menjadi Ilmu-ilmu bidang seperti politik, tata negara. Dalam falsafah Pancasila
terdapat monodualisme yaitu hablumminallah yang merupakan hubungan antara
makhluk dengan makhluknya dan hablumminannas meupakan hubungan dengan sesama
manusia. Sehingga dalam Pancasila relevan mencerminkan bangsa Indonesia yaitu
toleran yang meghargai perbedaan. Sebenar-benar manusia di bumi ini adalah
tidak ada yang sama. Semua memiliki skope masing-masing yang membedakan antara
yang satu dengan yang lainya baik skope agama, keluarga, kuliah, tugas, fungsi
dan sifat-sifat yang ada dan mungkin ada. Semua memiliki budaya tersendiri. Budaya
yang satu dengan budaya yang lain dapat membentuk kemistri, dapat dipikirkan,
dapat diinginkan dan dapat dilakukan. Maka kontradiksi itu hanya dipikiran saja
namun tetaplah damai dalam hati. Filsafat adalah dirimu sendiri, maka bangunlah
dirimu sendiri dengan memperbanyak bacaan.
Demikian
ulasan pada sesi tanya jawab langsung mahasiswa dengan Prof Marsigit, MA. Semoga
dapat menambah wawasan dan khasanah keilmuan kita utamanya dalam belajar
filsafat. Amin.
Wassalamualaikum
warohmatullohi wabarokatuh
Good Reflection
BalasHapusGood Reflection
BalasHapus