Minggu, 06 Desember 2015

Filsafat Ilmu: REFLEKSI 14 Aku Terjebak Mitos Sang Begawat


Aku Terjebak Mitos Sang Begawat
Venti Indiani | 15709251057

Assalamualaikum wr wb

Berikut merupakan refleksi dari pertemuan ke sepuluh perkuliahan Filsafat Ilmu oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A. hari Selasa, 1 Desember 2015 pukul 11.10 - 12.50 WIB di R. 305B Gedung Lama Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Pada perkuliahan yang diampu oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A ini dilakukan dalam dua sesi, yaitu sesi tes jawab singkat dan yang kedua sesi penjelasan dari soal tes jawab singkat.

Berikut merupakan soal tes jawab singkat yang diberikan oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Idealnya realis?
Realisnya ideal?
Tetapnya perubahan?
Berubahnya ketetapan?
Fatanya vital?
Vitalnya fatal?
Dewanya dagsa?
Daksanya dewa?
Intensifnya ekstensif?
Ekstensifnya intensif?
Linearnya siklik?
Sikliknya lineal?
Lampaunya sekarang?
Sekarangnya masa lampau?
Sama datangnya sekarang?
Sekarangnya masa yang akan datang?
Awalnya akhir?
Akhirnya awal?
Analitiknya sintetik?
Sintetiknya analitik?
Apriorinya aposteriori?
Aposteriorinya apriori?
Rasionalnya pengalaman?
Pengalamannya rasional?
Identitasnya kontradiksi?
Kontradiksinya identitas?
Harmoninya disharmoni?
Disharmoninya harmoni?
Idealnya ideal?
Realnya real?
Tetapnya tetap?
Berubahnya perubahan?
Fatalnya fatal?
Vitalnya vital?
Dewanya dewa?
Daksanya daksa?
Intensifnya intensif?
Ekstensifnya ekstensif?
Linearnya lineal?
Sikliknya siklik?
Lampaunya lampau?
Sekarangnya sekarang?
Masa depannya masa depan?
Awalnya awal?
Akhirnya akhir?
Analitiknya analitik?
Sintetiknya sintetik?
Apriorinya apriori?
Aposteriorinya aposteriori?
Rasionalnya rasional?
Pengalamanya pengalaman?
Identitasnya identitas?
Kontradiksinya kontradiksi?
Harmoninya harmoni?
Disharmoninya disharmoni?

Dari 55 soal yang diberikan, semua mahasiswa mendapatkan nilai 0. Artinya tak ada satu pun soal yang kami jawab dengan benar. Betapa terkejutnya kami ketika Prof Marsigit mengatakan bahwa sejatinya kami telah terjebak oleh mitos-mitos Prof Marsigit. Filsafat tidak mengenal ujian jawab jawab singkat. Sejatinya makna atau esensi dari tes jawab singkat hanyalah untuk mengenalkan filsafat bagi para awam yang sedang akan belajar mengenal filsafat. Filsafat bukanlah ketika kita mampu menjawab soal tes jawab singkat. Filsafat adalah kemampuan kita menjelaskan. Berkaitan dengan soal nomor satu mengenai IDEALNYA REALIS, Prof Marsigit mengemukakan bahwa filsafat adalah membaca. amaka dunia dapat terangkai dari satu ikon yaitu ideal, untuk memunculkan ilmu maka ideal dan realis dipersatukan mejadi satu. Itulah apa yang disebut dengan idealnya realis. Sejatinya penjelasan apa itu idealnya realis yang merupakan filsafat.
Jika kita sadari adanya tes jewab singkat ibarat pisau yang mempunyai dua sisi yang berbeda. Pada satu sisi bernilai positif dan sisi yang lain bernilai negatif. Seperti inilah jika kita menilai filsafat dari metode reduksi tes jawab singkat sebagai ikon, dimana memiliki bahaya yang luar biasa, sebab filsafat itu elegan yang mengandung penjelasan logis sehingga dapat dipahami oleh orang awam sekalipun. Pada soal tes jawab singkat yang diberikan sejumlah 55 soal dibagi menjadi dua bagian. Nomor 1-28 merupakan kontradiksi sementara nomor 28 ke bawah adalah identitas. Namun lagi-lagi berfilsafat bukanlah mengenai jawaban apa yang benar, namun lebih kepada kemampuan kita menjelaskan.
Setelah menunjukkan maksud dari tes jawab singkat, kemudian dibahas beberapa nomor dari soal untuk dijelaskan. Dimulai dari nomor satu mengenai IDEALNYA REALIS. Inti dari soal ini adalah tentang realis. Jika kita mempelajari tentang realis dari semua sumber maka sesungguhnya kita tidak akan pernah tahu apa realis itu. Sebenar-benar filsafat adalah olah pikir yang terus menerus serta membaca sumber-sumber relevan. Realis ada di luar pikiran. Apa yang ada di luar pikiran itu tidak ada yang ideal. Di dunia ini tidak ada yang sempurna, sebagai contoh sudut lancip yang menurut dunia itu ada tetapi sesungguhnya tidak ada. Salah satu fakta yang bisa dilihat adalah  jarum, dimana menurut penglihatan atau realita ujungnya berbentuk lancip, tetapi sesunggunya jika ujung tersebut diperbesar maka bukanlah lancip tetapi sebuat lingkaran besar yang biasa disebut atom yang memiliki lintasan siklik. Jadi lancip itu hanya ada di pikiran.
Soal nomor dua mengenai REALISNYA IDEAL. Contohnya seorang manusia secara ideal akan menikah maka ketika sudah menikah itulah realitanya. Proses inilah yang disebut idealis di realiskan atau realisasinya ideal. Kemudian berkaitan dengan soal nomor tiga mengenai TETAPNYA PERUBAHAN Contoh yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari yaitu tetapnya pertumbuhan badan (badan tetap mengalami perubahan baik itu berkembang/menyusut sementara badan sendiri mengalami perubahan). Oleh karena itu, manusia berada dalam wadah yang tetap dalam perubahan, dan apabila tidak berubah menyebabkan ketidakstabilan bahkan kehancuran. Soal ke empat mengenai BERUBAHNYA YANG TETAP, salah satu contohnya adalah batalnya perjanjian. Perjanjian merupakan suatu yang tetap. Maka ketika di batalkan maka ketetapan tersebut mengalami perubahan. Soal berikutnya tentang VATALNYA FITAL. Lalu apakah vital itu takdirnya? Untuk memandang hal ini maka tentu berdimensi. Jika ditinjau dari sisi spiritual maka tentu ikhtiar adalah takdir. Takdir dan ikhtiar berarti doa dan usaha. Jadi vatalnya fital adalah doanya berusaha. Maka inilah cara untuk mencapai keseimbangan atau harmoni. Soal berikutnya tentang FATALNYA VITAL. Hal tersebut dapat diartikan sebagai ikhtiarnya takdir (doa). Apakah doa itu perlu diikhtiarkan? Tentu perlu. Hal ini dapat dilakukan misalkan sengan ikut sholat berjamaah, belajar bagaimana cara berdoa, dan lain sebagainya. Pembahasan berikutnya mengenai DAKSANYA DEWA. Jika membahas ini berarti kita sadari bahwa ini adalah dunia dewa yang berstruktur yang terdiri atas dewanya subjek dan dewanya objek. Sebagai contoh jika dosen-dosen di UNY merupakan  para dewa maka tentu ada struktur dewa didalamnnya yang membedakan dosen (dewa) yang satu dengan yang lain jika dilihat dari sisi pangkat atau jabatan. Inilah yang disebut daksanya dewa. Selanjutnya dijelaskan tentang INTENSIFNYA EKSTENSIF. Ekstensif merupakan suatu keluasan. Sementara intensif adalah sedalam-dalamnya. Jadi dalam mendalami filsafat tidak hanya disini tetapi disitu, diberbagai tempat, ini berarti bahwa dalam berpikir sejatinya dapat dilakukan kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun. Soal selanjutnya yaitu mengenai EKSTENSIFNYA INTENSIF. Sedalam-dalamnya segala sesuatu adalah ontology atau isi dan wadah. Jika dinaikan menjadi bakal konsep maka jika diekstensifkan konsep 1 dan konsep 2 akan berstruktur. Inilah bentuk ekstensif dari intensif. Kemudian dibahas tentang LINEARNYA SIKLIK. Siklik berarti lingkaran yang jari-jarinya tak berhingga sehingga membentuk garis lurus. Contoh yang dapat menggambarkan ini adalah pesawat terbang ketika mengudara. Sejatinya lintasan dari pesawat terbang tersebut tidaklah selalu lurus (meskipun sebagai penumpang kita merasa bahwa pesawat bergerak lurus) tetapi pesawat tersebut juga terkadang berbelok sehingga membentuk lintasan siklik. Selanjutnya pertanyaan dari Sdr. Heru Tri Novi R tentang HARMONINYA HARMONI. Harmoni merupakan keadaan ideal dan seimbang. Sebagai contoh gamelan jawa itu harmoni sebab musiknya saling seimbang. Harmoni itu sendiri itu berstruktur dan berdimensi yang terdiri atas struktur atas unsur-unsur yang harmoni. Sebagai contoh, badan manusia terdiri atas bagian yang harmoni, dan setiap unsur badan seperti darah dan lain sebagainya terdiri atas unsur yang harmoni pula. Pertanyaan kedua dari Sdri. Venti Indiani mengenai DEWANYA DEWA. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dewa ini berstruktur. Misalnya makro kosmos dewanya mikro kosmos. Dewanya makro kosmospun ada yang bersifat refrensial, intuisi dan analogis. Kakak adalah dewa bagi adik, ayam adalah dewa bagi cacing. Contoh tersebut disajikan secara analogis. Oleh karena itu filsafat dikenal dengan bahasa analog. Pembahasan selanjutnya mengenai LAMPAUNYA LAMPAU. Sebagai contohnya Prof Marsigit mengilustrasikan dengan ketika beliau ditelepon pada waktu lampau. Maksud ditelepon masa lampau disini adalah beliau berbicara melalui saluran telepon dengan  seseorang tentang masa lampau yang membahas tentang kehidupan masa lalu. Kondisi yang sama dengan bagaimana mengetahui waktu yang akan datang, salah satu contoh yang diberikan adalah  USG yang tujuannya untuk mengetahui jenis kelamin seorang anak, dimana idealnya akan diketahui setelah lahir akan tetapi dengan alat tersebut bisa diketahui dari sekarang. Selanjutnya pertanyaan dari Sdri. Fauziah Artanti mengenai AKHIRNYA AKHIR. Contoh kasusnya perkuliahan ini berakhir dan kuliah di UNY pasti berakhir. Namun yang menjadi pertanyaan adalah kapan akhiran itu? Maka untuk menjawaban hal ini diperlukan olah pikir yang diungkapan dalam bahasa verbal. Sebagai contoh ketika kita menempuh perjalanan dari kamar menuju kampus maka sebenarnya kita mencoba menempuh setengah demi setengah perjalanan tanpa tahu kapan batasnya. Melalui analogi ini maka ada sebuah kesimpulan bahwa orang tidak pernah sampai pada tujuan. Oleh karena itu, kita tidak akan pernah tahu berakhirnya kapan. Maka akhir yang kita pikirkan sekarang ini, secara spiritual merupakan kiamat yang merupakan akhir dari segala akhir, dimana manusia tidak mampu memikirkannya sebab ini merupakan kekuasaan Allah SWT. Jika kita melihat melalui strukturnya tentu bahwa akhir itu terdiri atas struktur-sruktur akhiran juga, misalkan akhir perkuliahan, akhir perjalanan, akhir acara, dan seterusnya. Selanjutnya dibahas mengenai APRIORINYA APOSTERIORI. Aposteriori adalah paham sesudah melihat, mendengar, dan lain sebagainya. Jadi apriori aposteriori adalah memikirkan pengalaman. Sejatinya sebenar-benar hidup adalah memikirkan pengalaman dan menerapkan pikiran. Selanjutnya mengenai KONTRADIKSINYA KONTRADIKSI. Kontradiksi dibuat agar kita bisa berpikir. Jika kita mencermati dalam kehidupan sehari-hari maka sebenatnya ilmu pengetahuan lahir dari kontradiksi, dari kontradiksi tersebut maka memacu kita untuk berpikir mencari jalan keluar dari apa yang kontradiksi tersebut.

Setelah perkuliahan sampailah saya pada kesimpulan bahwa tes jawab singkat bukanlah cara belajar filsafat. Karena sejatinya tes jawab singkat semata-mata untuk mengenalkan filsafat bagi para pemula. Yang penting dari filsafat bukanlah jawaban dari tes jawab singkat namun lebih kepada bagaimana kemampuan kita untuk menjelaskan. Selama ini kami terlena dan terhanyut pada mitos-mitos pada tes jawab singkat. Semoga selanjutnya bertambah kewaspadaan kita terhadap mitos-mitos yang ada.

Wassalamualaikum wr wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar