Teknik Sampling
Venti Indiani | 15709251057
Teknik sampling
merupakan salah satu tahapan yang penting dalam penelitian. Pada tahap ini peneliti
mengadakan observasi yang digunakan untuk menyimpulkan sesuatu dari sebuah populasi.
Akan tetapi dalam prosesnya banyak terdapat kendala baik waktu, tenaga, dan
biaya. Maka untuk meminimalisir kendala tersebut dilakukanlah teknik sampling. Teknik
sampling merupakan cara untuk mengambil bagian dari populasi yang telah
ditentukan (Wina, 2013:228). Jika berbicara mengenai teknik sampling tentu
tidak terlepas dari populasi dan sampel. Populasi merupakan keseluruhan objek
yang akan diteliti. Sementara itu sampel adalah subset dari populasi. Secara garis
besar teknik sampling dibedakan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non
Probablity Sampling.
|
Macam-macam Teknik Sampling |
Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Fraenkel
dalam Wina (2013: 228), “population is
the group of interest to the researcher, the group to whom the researcher would
like to generalize the result of study.” Jadi populasi merupakan suatu
kelompok yang menjadi perhatian peneliti, kelompok yang berkaitan dengan untuk
siapa generalisasi hasil penelitian berlaku. Sementara itu sampel merupakan
sebagian dari populasi yang diambil sebagai representative
dari populasi, artinya sampel yang diambil harus mewakili populasi.
|
Ilustrasi Populasi dan Sampel |
Tahapan Proses Sampling
Mendefinisikan
karakteristik populasi yang ingin diteliti
Menentukan
sampling frame / kerangka sampling, set / kumpulan item atau kejadian yang
mungkin diukur
Menentukan metode
sampling untuk memilih item atau kejadian dari kerangka / frame
Menghitung ukuran
sample
Melaksanakan
sampling berdasarkan perencanaan yang dibuat
Pengambilan
sampling dan data
Mereview proses
sampling
Teknik
Pengambilan Sampel
Secara garis besar
teknik sampling dibedakan menjadi dua yaitu Probability
Sampling dan Non Probablity Sampling.
Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing jenis teknik sampling.
Probability Sampling
Probability
sampling adalah metode sampling dimana setiap elemen populasi memiliki peluang
dipilih menjadi sampel, dan nilai peluang dapat diukur secara akurat. Probability
sampling dibagi menjadi beberapa jenis sampling, yaitu:
Simple Random Sampling
Menurut Wagiran
(2013: 201) Simple Random Sampling
adalah suatu cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Contoh kasus :
1) Bila jumlah
populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
2) Tetapi bila
populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya
adalah sebagai berikut: (1) Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300). (2) Tentukan
nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom). (3) Tentukan besar sampel yang akan diambil.
(Misalnya 75 atau 25 %) (4) Tentukan skema penggunaan label random numbers (Misalnya
dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random
numbers. (5) Tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan,
yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah,
setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101),
bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar
pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan
seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena
setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Systematic Random
Sampling
Menurut Wagiran (2013:
202) Systematic Random Sampling
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah diberi nomor urut.
Misalnya, setiap
pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai sampel
(pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini
dipergunakan bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
Keuntungan: (1) Perencanan
dan penggunaanya mudah. (2) Sampel tersebar di daerah populasi.
Kerugian: Membutuhkan
daftar populasi.
Stratified Random
Sampling
Teknik Stratified Random Sampling digunakan
bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional. Metode ini proses 2 langkah dimana populasi dibagi menjadi sub
populasi/tingkatan. Dalam metode ini peneliti harus mengetahui bahwa dalam
populasi ada strata, kelas, atau lapisan.
Contoh:
Kita meneliti
keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥ 4-6 tahun).
Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka
buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman
Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya
untuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman
Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika
berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25 buah
(25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi tersebut di atas.
Cara pengambilan
sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 . 8.
Kelompok C adalah
secara random karena sub populasi sudah homogen.
Keuntungan: (1) Taksiran
mengenai karakteristik populasi lebih tepat.
Kerugian: (1) Daftar
populasi setiap strata diperlukan. (2) Jika daerah geografisnya luas, biaya
transportasi tinggi.
Multiple Stage
Sampling
Teknik ini
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional (wagiran,2012).
Contoh:
Proses pengambilan
sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih. Misalnya:
provinsi à kabupaten à Kecamatan à desa à Lingkungan à KK. Misalnya kita ingin meneliti Berat badan dan
Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan perhitungan, maka jumlah sampel yang
akan diambil ± 2000
Cara ini
dipergunakan bila populasinya cukup homogen, jumlah populasi sangat besar, populasi
menempati daerah yang sangat luas, biaya penelitian kecil
Keuntungan: (1) Biaya
transportasi kurang
Kerugian: (1) Prosedur
estimasi sulit. (2) Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang
lebih cermat.
Claster Random
Sampling
Teknik Claster Random Sampling digunakan untuk
menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas,
misalnya penduduk suatu negara, propinsi, atau kabupaten (Wagiran, 2012).
Contoh:
Misalnya ingin
meneliti gambaran karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang
tua mahasiswa FK USU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih
secara random salah satu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua semua
mahasiswa yang berada pada tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster).
Keuntungan: (1) Tidak
memerlukan daftar populasi. (2) Biaya transportasi kurang
Kerugian: (1)
Prosedur estimasi sulit.
Non Probablity Sampling
Non
Probablity Sampling
merupakan metode sampling yang tidak dapat ditentukan dengan akurat peluang
terpilihnya elemen populasi. Metode ini menitikberatkan pada asumsi pemilihan
elemen terkait dengan fokus populasi, yang kemudian mempengaruhi kriteria
pemilihan sampel. Pada metode ini tidak dapat dihitung estimasi kesalahan
sampling karena pemilihan sampel tidak random. Contoh: Sekelompok mahasiswa
melakukan wawancara pada tiap orang yang pertamakali membuka pintu di suatu perumahan.
Pada rumah yang berpenghuni lebih dari satu maka yang terjadi adalah non
probability sample, karena akan ada lebih dari satu orang yang mungkin membuka pintu,
dan sangat sulit menghitung probabilitasnya.
Quota Sampling
Pada teknik ini
peneliti menentukan jumlah responden sebagai sampel. Mereka menemui dan
mengambil data yang diperlukan, sampai jumlah yang ditentukan tercapai. Misalnya
seorang peneliti menentukan sampel sebesar 100 maka peneliti dapat memilih
sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan sebanyak 100
orang.
Convenience
Sampling
Dalam teknik ini
yang dijadikan sampel adalah orang atau benda yang mudah ditemui atau berada
pada ruang dan waktu yang tepat, serta mudah dijangkau.
Purposive Sampling
Dalam teknik ini pengambilan
sampel dilakukan hanya atas dasar pandangan atau pertimbangan dari penelitinya saja dengan tujuan tertentu. Dengan
syarat bahwa sampel telah dianggap mewakili populasi yang ditetapkan. Contoh:
peneliti memilih guru-guru tertentu untuk mendapatkan model pembelajaran yang
sesuai.
Sampling
Jenuh
Sampling Jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering digunakan karena jumlah populasi relatif kecil (kurang
dari 30 orang).
Snowball Sampling
Menurut Wagiran
(2013: 210) tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menafsirkan karateristik
yang jarang terjadi dalam populasi. Dikatakan snowball karena seorang peneliti menentukan seseorang untuk menjadi
sampel atas dasar rekomendasi seseorang yang telah menjadi sampel sebelumnya. Misalnya
peneliti menentukan A sebagai sampel. Kemudian A merekomendasikan B dan C
sebagai sampel. Setelah dilakukan wawancara C merekomendasikan E dan F sebagai
sampel, begitu seterusnya.
Referensi:
Diskusi
dalam Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan oleh Dr. Heri Retnawati
Wagiran.
2013. Metodologi Penelitian Pendidikan:
Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Deepublish.
Wina
Sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan:
Jenis, Metode dan Prosedur.Jakarta: Kencana.
Nasution.
Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
(http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf)
http://aeunike.lecture.ub.ac.id/files/2013/11/6-Metode-Sampling.pdf